Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tutut Setyorinie
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Kompas.com - 14/05/2025, 14:26 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Saya menggunakan bambu panjang untuk memutar kompos di bagian dalam. Meski tidak seampuh pengadukan dengan sekop dan juga tidak mudah (karena kompos yang jarang diaduk akan mengeras), setidaknya hal ini dapat memasukkan sedikit oksigen ke sela terdalam kompos.

2. Membutuhkan area yang luas

Wujud komposter drum yang besar dan tinggi membuatnya memerlukan area yang luas untuk ditaruh.

Terlebih jika kamu tinggal di perumahan dengan area luar terbatas maka akan kesulitan dengan komposter drum ini. 

Berbeda dengan komposter ember yang kecil dan bisa ditaruh di dapur, komposter drum harus ditaruh di luar rumah karena bentuknya yang besar bisa mengganggu aktivitas di dalam rumah.

Namun jika kamu memiliki pekarangan yang luas, maka tidak ada salahnya untuk memakai komposter drum.

Saya sendiri menaruh komposter ini di area kebun bersamaan dengan tanaman. Jadi ketika ada kompos yang sudah jadi, saya bisa langsung mengaplikasikannya pada media tanam.

3. Harga yang mahal 

Dibanding jenis komposter lainnya, komposter drum memang termasuk di kategori mahal.

Untuk compost bag ukuran 50 hingga 200 liter, dihargai antara 45 - 100 ribu rupiah. Kemudian ada komposter ember yang harganya berkisar 80 ribu hingga 200 ribu rupiah.

Berbeda jauh dengan komposter drum yang kapasitas terkecilnya dibandrol dengan harga 300 ribu hingga 1 juta.

Mahalnya harga komposter drum tentu sebanding dengan kelebihannya yang tidak didapat dari komposter lain.

Jadi, apakah kamu sudah memutuskan untuk pakai kompoter drum, Kompasianer?

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Suka Duka Mengompos dengan Komposter Drum"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Kata Netizen
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Kata Netizen
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau