Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Airani Listia
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Airani Listia adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Tantangan Memberikan ASI bagi Ibu Pekerja

Kompas.com, 15 Agustus 2023, 19:10 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir. Kandungannya yang spesifik, membuat ASI banyak memberikan manfaat, antara lain membantu mengurangi risiko alergi pada bayi, menunjang pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan, hingga dapat menjadi sumber antibodi pada bayi.

Di balik manfaatnya yang banyak, sayangnya pemberian ASI oleh ibu pekerja sering mengalami kendala karena keterbatasan waktu dan ketersediaan fasilitas untuk menyusui di tempat kerja.

Saya jadi teringat pengalaman beberapa tahun lalu saat melakukan pemberian ASI eksklusif pertama kali pada anak sulung selama masih bekerja. Ada dilema yang saya rasakan saat pemberian ASI pada anak sulung saya.

Saat itu, banyak sekali suka duka yang dihadapi pada masa pemberian ASI eksklusif, dari mulai rasa cemas, sedih, stres karena ASI tak kunjung keluar pada hari kedua pasca melahirkan normal.

Pada malam di hari ketiga, saya sangat bersyukur karena ASI keluar perlahan, kolostrum langsung saya berikan pada bayi. Kemudian selang beberapa jam, ASI mulai perlahan menjadi deras.

Ternyata perkataan bidan yang mengatakan bahwa ASI akan keluar maksimal pada hari ketiga setelah bayi dilahirkan ternyata ada benarnya. Jadi, tidak perlu khawatir, karena bayi bisa bertahan tanpa ASI selama maksimal tiga hari.

Exclusive Pumping, Solusi Pemberian ASI pada Ibu Pekerja

Manfaat Air Susu IbuShutterstock Manfaat Air Susu Ibu
Saat anak saya berusia dua bulan, aktivitas kantor perlahan kembali normal. Berangkat kerja sejak jam delapan pagi, dan pulang ke rumah menjelang waktu maghrib. Inilah yang membuat saya harus kembali berpikir, bagaimana agar saya tetap bisa memberikan ASI pada anak saat bekerja.

Sebenarnya, saya sudah mencari informasi mengenai exclusive pumping sebelum melahirkan, tetapi belum sama sekali dipersiapkan, karena masih berharap anak mendapatkan ASI eksklusif secara langsung.

Exclusive pumping merupakan proses memompa ASI secara eksklusif dengan jadwal yang teratur tanpa kehadiran bayi yang menyusui secara langsung. Biasanya, ibu bisa memompa ASI sekitar 8-10 kali selama 24 jam, dengan jarak waktu 2-3 jam.

Sebelum kembali bekerja, saya menyiapkan semua perlengkapan untuk melakukan exclusive pumping, mulai dari botol susu bayi, botol atau kantong ASIP, cooler bag, ice gel, freezer khusus ASIP, pompa ASI, dan paling penting kesiapan mental, serta kesehatan diri.

Hal yang tidak disangka, atasan saya dengan ramah mengizinkan saya untuk melakukan exclusive pumping dengan menggunakan ruangan tertutup.

Namun, ada kekeliruan yang saya lakukan. Banyaknya penggunaan botol susu, membuat anak saya tidak ingin menyusui secara langsung ketika usia menginjak empat bulan. Tidak hanya itu, ASI yang keluar pun menjadi semakin sedikit saat anak saya berusia satu tahun.

Keputusan Penting Pemberian ASI Eksklusif atau Susu Formula

Saya bersyukur bisa melewati 6 bulan pertama anak dengan ASI eksklusif. Namun, ada rasa sedih karena tidak bisa memberikan ASI eksklusif penuh sampai usia anak dua tahun. ASI yang semakin sedikit, membuat saya berkonsultasi pada dokter kandungan, dan mengambil keputusan untuk menggunakan susu formula sebagai asupan tambahan selain ASIP dan MPASI.

Lantas, mana yang terbaik antara ASI dan susu formula? Pasti jawabannya ASI, karena ASI memiliki karbohidrat, protein, dan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu formula. Kandungan ASI selalu menyesuaikan kebutuhan bayi pada usia pertumbuhan.

Apapun keputusan akhir yang diambil dalam pemberian ASI atau susu formula, tidak lepas dari pertimbangan untuk memberikan yang terbaik pada ibu dan bayi. Menghormati keputusan sesama orangtua merupakan hal terbaik.

Memberikan air putih, madu, atau minuman dan makanan selain ASI atau sufor sebelum usia bayi 6 bulan sangat tidak disarankan. Perjuangan perempuan tidak akan berhenti setelah melahirkan, masih ada proses mengASIhi, pemberian MPASI, dan mendidik anak.

Dukungan pada ibu bekerja agar bisa memberikan ASI eksklusif pada bayi menjadi bagian penting yang harus kita bantu wujudkan bersama.

Selamat merayakan Pekan ASI Sedunia 2023!

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pekan ASI Sedunia, Dilema Menyusui Ibu yang Bekerja"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau