Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Dalam menjawab dinamika dunia pendidikan yang terus berkembang, tahun 2024 di Indonesia diwarnai oleh momen penting yang melibatkan para pendidik dan tenaga kependidikan.
Perubahan signifikan di bidang penilaian kinerja menjadi sorotan utama, terutama dengan adanya transformasi Aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang bukan lagi formalitas administratif semata, melainkan menjadi sebuah "rapor" khusus bagi para guru.
Perubahan ini tidak hanya menciptakan gelombang diskusi dan antusiasme di kalangan guru, tetapi juga membawa dampak positif yang meluas.
PMM yang sebelumnya hanya dianggap sebagai bagian administratif, kini menjadi instrumen evaluasi kinerja guru dengan memberikan bobot dan nilai khusus untuk setiap tugas dan pencapaian mereka.
Harapannya adalah agar para pendidik dapat lebih terfokus dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, mendukung perkembangan siswa, dan berinovasi dalam metode pengajaran.
Pengenalan PMM oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia menciptakan langkah signifikan dalam dunia pendidikan. Guru bukan hanya menjadi penerima perubahan administrasi semata, melainkan juga memiliki peran kunci dalam merajut masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Terkait dengan perubahan signifikan dalam penilaian kinerja guru, di lingkungan pendidik lalu timbul pertanyaan, Apakah PMM memiliki potensi untuk menjadi "super app" bagi para pendidik?
Dengan transformasi ini, PMM tidak hanya sekadar tempat melaporkan pengelolaan kinerja, melainkan juga menjadi pusat pembelajaran mandiri bagi para guru.
Adanya PMM rupanya membawa sedikit kemudahan dalam menentukan Rencana Hasil Kerja (RHK). Kemudahan proses ini tentu akan menjadi angin segar bagi para pendidik.
Melalui PMM, terlihat potensi besar untuk mengintegrasikan berbagai aspek peningkatan kompetensi guru ke dalam satu platform yang menyeluruh. Dari menyempurnakan perangkat ajar hingga mengikuti pelatihan mandiri, PMM memberikan akses mudah terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan profesionalisme guru.
Dengan menggambarkan PMM sebagai "super app" guru, kita membayangkan sebuah solusi untuk mengatasi masalah kebingungan dan kelelahan guru akibat banyaknya aplikasi dan akun yang harus diurus.
PMM dapat memberikan kemudahan dalam mengelola informasi dan mengurangi "kemalasan" guru untuk terlibat dalam proses peningkatan kompetensi.
Keunggulan utama dari konsep "super app" ini terletak pada kemampuannya menyediakan pengalaman yang menyeluruh bagi para guru. Persoalan yang muncul dalam proses mengajar, seperti kelengkapan administrasi, dapat diatasi secara lebih efisien melalui satu platform yang terintegrasi dengan baik.
Pendidikan Indonesia dihadapkan pada suatu revolusi digital yang mengubah cara guru belajar, mengajar, dan berkolaborasi.
Pergeseran ini tidak hanya menguntungkan guru muda yang melek teknologi, tetapi juga menjadi tantangan dan peluang bagi guru senior, terutama yang mendekati masa purnabakti.