Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yamin Mohamad
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yamin Mohamad adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kompas.com - 04/04/2024, 19:29 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Saat liburan memikirkan biaya penginapan jadi suatu hal yang tak kalah penting untuk diperhitungkan.

Tapi, bagi para backpacker yang ingin irit tidak perlu khawatir karena kini ada banyak pilihan hotel kapsul.

Apalagi jika melihat efisiensinya, karena hotel kapsul mulai diminati wisatawan karena hanya menjadi tempat beristirahat dan mandi.

Selain itu dengan menginap di hotel kapsul akan memberi kesan yang berbeda dengan menginap di hotel-hotel konvensional.

Untuk barang bawaan, misalnya, akan dititip ke petugas hotel. Setelah itu petugas mengantar ke kamar yang dituju dan terlihat semacam kamar komunal atau kamar bersama yang disediakan untuk sejumlah tamu.

Kamar tersebut tersedia tempat tidur berbentuk boks atau kapsul. Setidaknya terdapat 10 kapsul di dalamnya.

Ukuran setiap kapsul sekitar 1 x 2 meter dengan tinggi sekitar 1 meter. Kapsul-kapsul itu ditumpuk sejajar menjadi dua tingkat. Di dalam kapsul itulah pengunjung atau tamu beristirahat.

Kapsul atau tempat tidur itu dilengkapi dengan sejumlah fasilitas. Ada kasur, bantal, dan selimut.

Ini yang berbeda, untuk memberikan kenyamanan pengguna, kapsul juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang memberikan kenyamanan.

Ketika sudah di dalam kapsul tersedia beberapa fasilitas berupa stop kontak, pengaturan warna dan intensitas cahaya lampu, music player, colokan charger, dan tentu saja AC.

Semua fasilitas elektrik itu dapat digunakan dengan bantuan cardlock untuk mengaktifkan listrik dalam kapsul, seperti hotel pada umumnya.

Pengunjung tidak perlu cemas dengan ukuran, karena setiap kapsul dirancang dengan interior seefektif mungkin sehingga akan tetap terasa lega.

Walaupun dalam ruangan itu banyak kapsul, privasi pengunjung tetap terjaga.

Dinding kapsul dirancang kedap suara sehingga ketika menghidupkan musik atau menelepon tidak akan mengganggu tetangga di kapsul sebelah.

Namun yang mesti diperhatikan pengunjung justru getaran antarkapsul karena jaraknya yang berdekatan. Pengunjung yang naik tangga sambil menginjakkan kaki dengan keras atau merebahkan diri dengan membanting tubuh di atas kasur.

Ada lagi pembeda hotel kapsul dengan hotel konvensional, yakni kamar mandi bersama yang terpisah dengan toilet yang juga digunakan bersama oleh pengunjung dalam ruangan yang sama.

Maka ketika sedang ramai maka pengunjung harus antre untuk menggunakan kamar mandi atau toilet.

Meskipun telah menjamur dan mulai diadaptasi di banyak tempat, semestinya bisa dikembangkan dengan berbagai mitra strategis dan juga pemerintah.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Semalam Merasakan Sensasi Tidur di Hotel Kapsul"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com