Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Lalapan itu terdiri dari begitu banyak daun-daunan dan sayuran mentah seperti daun kemangi, daun mint, daun ketumbar, potongan bawang bombai, tauge, potongan jerus nipis, dan potongan-potongan cabe merah segar.
Pada perkembangannya, pho menjadi makanan yang sangat populer di kota-kota besar di Vietnam seperti di Hanoi atau di HCMC.
De gustibus non est disputandum. Selera tidak bisa diperdebatkan.
Yang jelas pho jauh lebih "go internasional" dibandingkan soto ayam, dikarenakan beberapa hal.
Pertama, komunitas diaspora bangsa Vietnam jauh lebih besar dan tersebar dibandingkan diaspora bangsa Indonesia.
Dijajah oleh Amerika Serikat dan Perancis, hampir di seluruh kota-kota terbesar di kedua negara akan mudah kita jumpai komunitas-komunitas Vietnam yang umumnya tinggal berkelompok.
Dengan demikian, begitu mudah bagi orang-orang Vietnam di negara-negara tersebut untuk membuka warung atau kedai pho dengan pasar konsumen yang terjamin stabil setiap harinya.
Distrik (arrondissement) 13 di kota Paris, misalnya, memiliki komunitas Vietnam yang sangat besar. Hal yang sama terjadi Amerika Serikat di Orange County dengan Little Saigon-nya maupun di San Jose.
Kedua, pho yang memang jauh lebih terpasarkan dibandingkan soto ayam.
Untuk hal ini, kita boleh bertanya apakah ada strategi pemasaran gastronomi Vietnam yang kuat dari pemerintah Vietnam ataukah memang para migran atau pengusaha Vietnam di luar negeri lebih memiliki jiwa wirausaha yang lebih kuat dibandingkan orang Indonesia.
Di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung atau Surabaya, hari ini kita pasti bisa menemukan dengan mudah restoran atau kedai yang menjual hidangan pho.
Kedai pho juga mudah ditemui di kota-kota besar lain di Asia seperti Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Manila, Shanghai, Beijing, Hongkong, Tokyo atau Seoul.
Tapi apakah soto ayam mudah ditemui di warung-warung atau restoran-restoran di luar negeri semudah pho ditemukan?