Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ini Skill yang Bisa Kamu Upgrade Ketika Melakukan Indie Publishing"
Menerbitkan buku sendiri bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Bagaimana caranya?
Bagi penulis, menerbitkan buku adalah salah satu impian. Namun, untuk sebuah buku tembus ke penerbit mayor nyatanya tidak semudah yang dibayangkan.
Proses seleksi yang konon memakan waktu hingga enam bulan, tidak jarang membuat penulis akhirnya frustasi. Apalagi dengan kabar penolakan yang terus membayangi. Alhasil, terbentuklah stigma bahwa menerbitkan buku itu sulit.
Namun, beberapa tahun belakangan, pasar menjawab dengan munculnya banyak penerbit indie.
Lantas, apa itu penerbit indie?
Indie atau independent memiliki arti mandiri, bebas, atau merdeka. Jadi, penerbit indie mengakomodir kebutuhan penulis untuk menerbitkan naskahnya secara bebas, tanpa proses seleksi, tanpa aturan harga, atau syarat lainnya.
Namun layaknya dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, penerbit mayor dan indie juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuat keduanya mempunyai peminat.
Dari segi biaya, sudah dipastikan bahwa penerbit mayor lebih unggul. Mereka akan menggratiskan proses penerbitan buku mulai dari editing, layouting, pembuatan cover, hingga distribusi dan pemasaran.
Di penerbit mayor, naskah akan bersaing dengan ribuan naskah lain yang mencari peruntungan.
Kemampuan menulis, kesegaran ide cerita, dan keberuntungan jelas dipertaruhkan di sini.
Penerbit mayor mengakomodir jumlah besar. Sekali naik cetak, mereka bisa mengeluarkan 1000 hingga 3000 eksemplar (1 eksemplar sama dengan 1 buku).
Alhasil, mereka hanya memilih naskah yang benar-benar berkualitas dan menjual demi menutupi biaya percetakan dan mencetak laba.
Dari segi kemudahan terbit, penerbit indie tentu menjadi juaranya. Penerbit ini tidak memberlakukan seleksi, karenanya naskah kamu tidak mungkin ditolak (selama tidak mengandung unsur SARA, pornografi, dan kerusakan moral).
Penerbit indie juga dapat melakukan proses yang ditawarkan penerbit mayor seperti editing, layouting, covering, hingga pendaftaran ISBN sebelum naik cetak.
Bedanya, semua itu tidak dilakukan secara gratis dan tetap perlu membayar sejumlah harga sesuai dengan jasa yang ditawarkan.
Namun menariknya, penulis bisa bebas menentukan harga jual (karena penulis juga berperan sebagai penjual).
Nah, bagi penulis yang ingin menerbitkan buku di penerbit indie, berikut 3 skill yang perlu ditingkatkan. Apa sajakah itu?
Editing adalah skill yang wajib dimiliki penulis selain menulis.
Bisa menulis tapi tidak bisa mengedit, ibarat bisa memasak tapi tidak tahu bumbu yang pas! Alhasil rasa masakan jadi terasa hambar dan kurang sedap.
Sering kali ketika menulis, penulis terlanjur terbawa alur sehingga tidak begitu memperhatikan tanda pembaca, kata sambung, dan juga ejaan.
Maka dari itu perlu dilakukan proses editing guna memperhalus serta memperbaiki kemungkinan kesalahan dalam tulisan.
Dengan editing, pembaca juga akan merasa lebih nyaman karena mata tidak terganggu oleh typo.
Berbeda dengan penerbit mayor yang menangani proses editing lengkap (dari teknis hingga isi).
Editor di penerbit indie biasanya hanya menangani perbaikan sederhana seperti typo, ejaan, tanda baca, spasi, dan lain-lain.
Mereka tidak bertanggung jawab mengubah isi atau memperelok alur tulisan demi penyempurnaan naskah. Maka dari itu, sebagai penulis mau tidak mau juga harus berperan sebagai editor.
Cara editing mandiri sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan membaca ulang naskah hingga 3 kali.
Dengan membaca ulang, maka akan mudah mengetahui letak typo, kesalahan tanda baca, juga keserasian antar kata dan kalimat.
Penulis juga perlu mengetahui ejaan yang disempurnakan, kata baku dan tidak baku, hingga penulisan kata penghubung yang benar.
Skill editing yang mumpuni bukan hanya dibutuhkan ketika menerbitkan secara indie. Di penerbit mayor, skill editing tetap diperlukan untuk memperbesar peluang naskah tembus meja redaksi.
Beberapa penerbit indie memang menyediakan jasa pembuatan cover. Namun tidak jarang mereka menyerahkan desain cover kepada penulis.
Bagi sebagian orang (awam), desain dianggap sesuatu yang rumit karena berhubungan erat dengan pemakaian aplikasi tingkat tinggi seperti Photoshop, Corel Draw, Adobe Illustrator, dan lain-lain.
Ada 3 unsur dalam cover yang perlu diperhatikan, seperti gambar atau ilustrasi, jenis huruf dan tata letak.
Untuk gambar, penulis bisa memilih untuk membuatnya sendiri atau membeli dari situs berbayar.
Pengambilan gambar secara langsung dari Google tidak disarankan karena bisa menyangkut hak cipta.
Namun kini, tersedia beberapa situs yang menyediakan gambar gratis yang dapat digunakan, seperti Pexels, Unsplash, Pixabay, dan Max Pixel.
Untuk jenis huruf, bisa mengunduh di website yang menyediakan font gratis untuk kepentingan komersial, seperti 1001 Fonts.
Berbeda dengan penerbit mayor yang memiliki toko buku besar dan tim pemasaran.
Di penerbit indie, penulis harus lebih banyak berjuang untuk mempromosikan. Hal ini dikarenakan penerbit indie yang tidak terintegrasi dengan toko buku offline. Mereka biasanya hanya memiliki website, dan akun media sosial yang pengikutnya mungkin tidak sebanyak penerbit kawakan.
Sebenarnya tidak ada skill khusus yang dibutuhkan dalam berjualan. Namun yang perlu diperhatikan agar strategi pemasaran berhasil ialah coba hilangkan ketakutan dan rasa gengsi dalam diri. Karena, berjualan itu berarti memohon orang lain untuk memberli barang yang dijual.
Pada tahap ini, penulis juga bisa menerapkan teknik-teknik pemasaran seperti pemberian diskon, bonus merchandise, atau yang sedang trend-mengadakan giveaway!
Itulah tadi 3 skill yang perlu dimiliki penulis sebelum menebitkan buku di penerbit indie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.