Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teguh Ari Prianto
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Teguh Ari Prianto adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Asa TV Digital sebagai Sarana Pendidikan Modern

Kompas.com - 24/11/2022, 17:16 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Namun sayangnya, slogan pendidikan dalam tayangan TPI lama-kelamaan tergerus oleh keadaan tertentu dan tuntutan konsumen serta kebijakan penayangan iklan pada TV swasta.

Pada waktu itu TPI sempat dijagokan memberi pencerahan dunia pendidikan. Sekarang, TPI berganti nama menjadi MNC seiring diakuisisinya stasiun TV tersebut oleh MNC Grup.

Pada salah satu pasal yang terdapat dalam UU 40 Tahun 1999 memunculkan kalimat bahwa pres mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol Sosial.

Namun sayangnya, tidak ada penjelasan lebih lanjut perihal seperti apa pendidikan dalam pemahaman fungsi pers tersebut. Pengertian pendidikan tersebut dinilai masih begitu luas sehingga bunyi pasal tersebut masih menimbulkan kebingungan bagi berbagai kalangan.

Andai saja pemahaman soal pendidikan itu khusus mengarah kepada media massa saja mungkin akan membuat banyak masyarakat cepat paham.

Padahal pendidikan itu mestinya menyisisr individu-individu agar keberadaannya terhindar dari kebodohan.

Bapak pendidikan, Ki Hajar Dewantara bahkan memperkuat makna mendidik sebagai suatu cara menuntun segala kekuatan kodrat pada anak.

Maka, bersama kekuatan kodrat yang terbimbing itu, akan dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Berkaitan dengan itu, jika saja pendidikan dan jalan mendidik yang dikemas media massa (dalam hal ini TV) mengarah ke sudut pandang itu, maka sudah dapat dipastikan masyarakat Indonesia hidup dalam derajat kemakmuran yang tinggi.

Dalam upaya menerjemahkan dan mengimplementasikan TV sebagai media massa yang kaitannya dengan pendidikan, pemerintah secara resmi meluncurkan Televisi Edukasi (TVE).

TVE ini resmi diluncurkan 12 Oktober 2004 oleh Menteri Pendidikan Nasional saatu itu, Abdul Malik Fadjar.

Dengan diluncurkannya TVE ini, diharapkan akan mampu memberikan layanan siaran pendidikan yang berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional, terutama untuk sasaran peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, serta masyarakat.

Euforia Kebebasan Pres

Pemberlakukan UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pokok Pers ternyata menjadi bumerang bagi dunia penyiaran.

Maraknya tayangan TV dari berbagai stasiun yang ada, malah menimbulkan masalah sosial baru alih-alih membuat masyarakat terdidik.

Masalah itu di antaranya adalah banyaknya anak yang menjadi korban tindak kekerasan disebabkan oleh tayangan TV yang berisi adegan tarung bebas. Mereka banyak meniru adegan yang ditampilkan di tayangan tersebut tanpa tahu bahaya dan risiko yang ditimbulkan.

Alhasil, anak-anak yang menjadi korban luka hingga meninggal dunia tak lagi dapat dielakkan.

Begitupun halnya dengan iklan, efek kebebasan yang timbul akibat munculnya UU Pokok Pers, membuat banyak penyedia iklan berlomba-lomba menayangkan iklan mereka di TV.

Hasilnya iklan yang tidak tersaring bercampur jadi satu, tidak lagi dipisahkan mana iklan yang hanya ditujukan untuk orang dewasa dan mana iklan yang bisa disaksikan anak-anak.

Akan tetapi, tak lama kemudian, aturan penertiban iklan diberlakukan untuk mengatur isi iklan dan jam siarnya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau