Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Masykur Mahmud
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Masykur Mahmud adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Lateral Thinking, Cara Mudah Menemukan Ide Memulai Bisnis

Kompas.com - 22/12/2022, 17:44 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Jika sebagai pebisnis bisa memastikan produk bisnisnya memiliki keempat unsur tadi, maka bisa dipastikan bahwa bisnis itu akan bertahan lama.

Ketika menciptakan dan menawarkan sebuah produk bisnis, cobalah untuk berpikir bagaimana membuat sesuatu yang memiliki nilai efisien baik secara produksi maupun kegunaan.

Efisien di sini maksudnya adalah menghadirkan kemudahan bagi pelanggan/pembeli ketika digunakan atau dioperasikan.

Ketika produk bisnis yang ditawarkan memiliki kemudahan ketika digunakan yang tidak ditemukan dari produk lain, maka produk yang efisien tadi akan memiliki nilai jual lebih di pasar.

Selain itu juga perlu dilihat terkait pemberian harga. Penentuan harga jual mesti disesuaikan dengan nilai atau value dari barang tersebut. Jangan sampai harga yang ditawarkan lebih besar daripada nilai barang tersebut, pun harga barang jangan terlalu murah dari nilai barang tadi.

Oleh karenanya penting untuk memastikan kualitas produk yang ditawarkan sebaik mungkin. Jangan pernah menjual suatu produk ke pasar dengan kualitas yang rendah apalagi cacat.

Dengan selalu menjamin mutu serta kualitas produk yang akan dijual, niscaya produk tersebut akan mendapat kepercayaan dari pelanggan dan akan bisa bertahan lama di pasaran.

Dan yang tak kalah penting adalah memastikan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan cepat. Artinya, ketika ada pelanggan membutuhkan pelayanan, layani dengan cepat dan efektif.

Jangan sampai membuang-buang waktu pelanggan, apalagi jika ternyata yang dibutuhkan pelanggan ternyata tidak bisa ditemukan di produk yang kamu miliki.

Meski harga produk yang ditawarkan murah tetapi tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, produk tersebut tidak akan memiliki nilai di mata pelanggan.

Oleh karenanya, dalam membuat dan memulai sebuah bisnis pastikan bahwa output-nya nanti memberikan pengalaman yang efisien, murah, kualitas, dan cepat kepada pelanggan.

Dengan begitu, nilai sebuah produk bisnismu akan cepat melekat di ingatan pembeli. Jika sudah begitu, tidak peduli apapun jenis produk yang akan kamu tawarkan, jumlah pelanggan/pembeli akan terus bertambah dan omzet yang diperoleh juga semakin meningkat.

Opportunity is Everywhere

Dengan menerapkan prinsip lateral thinking, siapa saja akan mampu melihat kesempatan meski berada dalam kesulitan.

Intinya, seseorang hanya perlu berpikir secara sederhana dan mengamati sesuatu secara mendetail kemudian temukan solusinya.

Jika sudah terbiasa menerapkan prinsip lateral thinking siapa saja akan dengan mudah mampu melihat solusi dari sebuah masalah yang sedang dihadapi dengan ide-ide yang muncul dengan sendirinya.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Lateral Thinking, Kunci Membangun Ide Bisnis dari Nol"

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau