Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Akibat diberlakukannya aturan otonomi daerah di era reformasi pasca lengsernya Soeharto, Batam sempat memiliki dua pemimpin, Kepala BP Batam dan Wali Kota Batam.
Dualisme kepemimpinan pengembangan kawasan Batam ini menimbulkan banyak masalah, seperti kebijakan yang tumpang-tinding dan tidak seiring-sejalan yang akhirnya malah menyebabkan terkendalanya pengembangan dan investasi.
Namun dualisme kepemimpinan ini akhirnya resmi berakhir pada tahun 2019 ketika Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 62 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Kawasan Batam yang tadinya kebanyakan berupa semak belukar, setelah proses pembangunan yang gencar dilakukan mulai berubah menjadi kawasan industri yang mulai diperhitungkan di kawasan Asia Pasifik.
Namun sayangnya di masa-masa ini pembangunan Batam tak lagi segencar dulu bahkan terasa seperti jalan di tempat.
Padahal di sisi lain, negara-negara tetangga justru mulai bersolek dan berbenah. Negara seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, hingga Myanmar mulai membangun kawasan industri dengan beragam penawaran menarik bagi investor.
Akibatnya, usaha Batam untuk bisa bersaing dengan Singapura semakin berat.
Lantas, apakah pembangunan Batam gagal? Bila dibandingan dengan kota besar lain di Indonesia, tentu jawabannya tidak.
Kondisi Batam cukup baik, hampir semua fasilitas yang dibutuhkan masyarakat maupun kalangan industri tersedia dengan baik dan cukup.
Saat ini Batam bahkan telah menjadi salah satu lokomotif ekonomi nasional. Jumlah penduduk naik berkali lipat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam tahun 2020, penduduk Kota Batam mencapai 1.196.396 jiwa.
Dari segi pertumbuhan ekonomi pun Batam bisa dibilang baik. Tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Batam mencapai 4,75%.
Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 3,43% dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,69%.
Pembangunan Kota Batam beberapa tahun terakhir mulai terasa semakin masif. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur jalan raya di sana.
Sebab, jalan raya merupakan faktor krusial untuk menopang mobilisasi barang maupun orang agar semakin lebar, nyaman, dan aman.
Pembangunan jalan tidak hanya dilakukan di satu titik, melainkan di setiap sudut Kota Batam, mulai dari Batuaji hingga Bengkong, mulai dari Nongsa hingga Marina.