Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Popularitas K-pop kini tengah digandrungi semua kalangan terutama remaja. Bahka kini para penggemar K-pop sudah memiliki fandom atau lebih dikenal komunitas fans berat. Tidak jarang, beberapa fandom terkenal sangat loyal dalam mengepresikan rasa kagum mereka terhadap idola dengan tidak hanya membeli album, melainkan merchandise seperti photocard, lightstick, dan lain sebagainya.
Beberapa waktu belakangan, saya dibuat geleng-geleng kepala oleh anak saya. Bagaimana tidak, anak saya menghabiskan uang jajannya hanya untuk membeli poster-poster artis Korea
Bukan hanya poster, dia juga membeli photocard artis Korea lalu ditempel di hampir seluruh barang-barang pribadinya, seperti tas, kotak pensil, hingga sarung handphone.
Hal yang membuat saya mengernyitkan dahi ialah profil dan nama WhatsApp anak saya menggunakan foto sang idola. Begitu juga dengan nama media sosialnya dibuat mirip dengan nama idola tersebut. Kalau saya tidak cek nomornya, sudah pasti saya akan sulit mengenalinya.
Lantas, apakah anak yang mengidolakan artis merupakan hal yang wajar?
Mengidolakan atau memuja seseorang sebenarnya sah-sah saja sepanjang masih dalam batas atau tingkatan tertentu. Sangat manusiawi jika kita mengagumi seseorang karena suatu hal, misalnya kecantikannya, kecerdasannya, prestasinya, kekayaannya, kepopulerannya, dan lain sebagainya.
Apalagi, jika yang diidolakan adalah sosok tokoh selebritis terkenal. Tentu, orangtua tidak bisa mengekangnya, mengingat sang idola memang sosok terkenal dan kerap menghiasi layar kaca maupun media digital lainnya.
Akan sulit bagi orangtua untuk melarang anak mencari informasi tentang sosok idolanya, karena mereka akan dengan mudah mendapatkan informasi tersebut.
Dalam hal ini, orangtua tidak bisa melarang anak untuk memiliki idola. Namun demikian, orangtua bisa membatasi sampai sejauh mana kewajarannya.
Jika anak masih dalam tahap entertainment social value, rasanya orangtua tidak perlu terlalu khawatir. Sebab di tahap ini anak berada dalam tahap belajar untuk mengenali jati dirinya. Mereka mulai tertarik dengan pribadi seseorang yang dianggapnya memiliki kemiripan atau kesamaan prinsip dengan mereka.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.