Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Luana Yunaneva
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Luana Yunaneva adalah seorang yang berprofesi sebagai Tenaga Kesehatan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengemis Online dan Kaitannya dengan Mental Block pada Diri Seseorang

Kompas.com - 27/01/2023, 11:43 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kegiatan mengemis atau meminta-minta uang sering dianggap sebagai pekerjaan yang tidak layak. Bahkan kerap dikategorikan sebagai perbuatan yang hina. Jadi, untuk mendapatkan uang, manusia diharapkan untuk bekerja keras bukan mengemis.

Jika ingin berusaha, sejatinya ada banyak sekali cara untuk memperoleh uang, baik dengan menjual barang maupun jasa.

Akan tetapi, di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat dan diiringi dengan semakin maraknya pekerjaan baru yang muncul dewasa ini, tampaknya ada tren baru dalam mengemis, yakni mengemis online.

Fenomena mengemis online ini banyak dipopulerkan di media sosial, terutama di TikTok. Melansir informasi dari KOMPAS.com, konten mengemis online ini beragam, mulai dari live berendam lumpur, hingga mandi lumpur dilakukan sejumlah orang.

Hal yang disayangkan, yang melakukan aksi rendam hingga mandi lumpur ini tak hanya anak muda, melainkan juga lansia.

Namun, di sini saya tak hendak mengomentari tentang baik-buruknya, nilai yang dipegang, fenomena tren baru ini, adanya oknum yang memanfaatkan kesusahan orang lain, dan sebagainya.

Sebagai praktisi kesehatan mental, saya justru melihat adanya mental block yang berhubungan dengan masalah uang.

Masalah Mental Block

Ketika seseorang ingin mendapatkan uang, dalam kondisi normal dan memiliki kesadaran penuh, ia akan bekerja keras. Tak peduli apapun profesi dan bidangnya, prinsipnya adalah pekerjaan yang dijalani tersebut halal dan bisa menghasilkan.

Ketentuan akan jumlah penghasilan yang didapat itu tergantung bagaimana kesepakatan atau kontrak kerja jika orang tersebut bekerja di perusahaan, kantor, instansi, maupun perorangan.

Jumlah penghasilannya akan berbeda dengan seorang wiraswasta, semakin ia berusaha dengan keras untuk menjual barang atau jasanya, maka akan semakin banyak pula uang yang didapatkan.

Sebut saja misal penjual es teh seharga Rp3.000 sekalipun ketika dia dengan giat berusaha menjajakan minumannya baik di jalan maupun lewat aplikasi, dia akan bisa meraup untung yang sepadan.

Keuntungan inilah yang nantinya bisa ia gunakan untuk menghidupi keluarganya, membayar uang sekolah anaknya, mencicil rumah, dan sebagainya.

Beda ceritanya dengan orang yang memutuskan untuk mengemis. Usaha yang ia lakukan bukanlah sebuah usaha dengan cara bekerja demi mendapat penghasilan seperti berdagang es teh tadi.

Ilustrasi pengemisSHUTTERSTOCK Ilustrasi pengemis
Apalagi jika aktivitas mengemis itu dilakukan di media sosial yang ditonton banyak orang. Tentulah akan mengundang pertanyaan, apakah mereka yang mengemis online ini hanya demi mengejar viral di media sosial?

Jawabannya mungkin bisa saja iya. Namun, pernahkah kita memikirkan apa alasan yang membuat seseorang akhirnya memutuskan untuk megemis online?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sistem Ranking, Apakah Memang Perlu Dihilangkan?

Sistem Ranking, Apakah Memang Perlu Dihilangkan?

Kata Netizen
Dilema Serta Plus Minus dari Gagasan Bursa ASN

Dilema Serta Plus Minus dari Gagasan Bursa ASN

Kata Netizen
Seberapa Penting Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara?

Seberapa Penting Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara?

Kata Netizen
Ketahui Status Pinjaman dengan Lakukan Pengecekan SLIK Berkala

Ketahui Status Pinjaman dengan Lakukan Pengecekan SLIK Berkala

Kata Netizen
Begini Sebaiknya Orangtua Beri Pemahaman Konflik Palestina ke Anak

Begini Sebaiknya Orangtua Beri Pemahaman Konflik Palestina ke Anak

Kata Netizen
Jurusan Pariwisata Ingin Kerja di Hotel, Apa Saja Syaratnya?

Jurusan Pariwisata Ingin Kerja di Hotel, Apa Saja Syaratnya?

Kata Netizen
Bahaya Mengintai di Balik Generasi Salin Tempel

Bahaya Mengintai di Balik Generasi Salin Tempel

Kata Netizen
Upaya Memulihkan Komoditi Cengkeh yang Nyaris Punah

Upaya Memulihkan Komoditi Cengkeh yang Nyaris Punah

Kata Netizen
Konten Edukasi Kesehatan Video atau Tulisan, Mana Lebih Menarik?

Konten Edukasi Kesehatan Video atau Tulisan, Mana Lebih Menarik?

Kata Netizen
Menilik Profesi Satpam Hotel, Role Model Perusahaan Jasa Masa Kini

Menilik Profesi Satpam Hotel, Role Model Perusahaan Jasa Masa Kini

Kata Netizen
Melihat Bagaimana Radio Memenuhi Kenangan Banyak Remaja 90-an

Melihat Bagaimana Radio Memenuhi Kenangan Banyak Remaja 90-an

Kata Netizen
Punya Tabungan tapi Kok Masih Terlihat Miskin?

Punya Tabungan tapi Kok Masih Terlihat Miskin?

Kata Netizen
Surutnya Danau Poso Berdampak pada Keberlanjutan Energi Terbarukan

Surutnya Danau Poso Berdampak pada Keberlanjutan Energi Terbarukan

Kata Netizen
Mengenal Tenun Telepoi, Simbol Kekuatan Perempuan Suku Rendo NTT

Mengenal Tenun Telepoi, Simbol Kekuatan Perempuan Suku Rendo NTT

Kata Netizen
Mewujudkan Ekonomi Kelautan Indonesia yang Berkelanjutan

Mewujudkan Ekonomi Kelautan Indonesia yang Berkelanjutan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com