Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
"I have."
Saya pun mulai menjalankan instruksi Alisha satu demi satu. Ia memberikan alamat Instagram sebuah perusahaan hiburan dan meminta saya untuk follow serta memberikan bukti screenshot-nya. Ada dua akun Instagram yang ia minta untuk saya follow.
Sampai kemudian ia meminta saya untuk menghubungi resepsionis melalui kontak Telegram guna menerima penugasan ketiga.
Saya menghubungi si resepsionis yang dimaksud dan di sana saya kembali menerima instruksi untuk melakukan follow pada akun Instagram yang lain. Percakapan yang saya lakukan dengan si resepsionis ini lantas diminta oleh Alisha agar supaya di-screenshot juga sebagai bukti.
Tak lama berselang, Alisha meminta data pribadi berupa nama, tempat tinggal, nomor WhatsApp, dan nomor Telegram untuk konfirmasi. Sedangkan dari pihak resepsionis juga meminta data serupa melalui percakapan kami di aplikasi Telegram. Sekaligus meminta nomor rekening untuk pembayaran jasa kerja paruh waktu yang telah saya lakukan.
Tapi entah kenapa, saat sedang mengetik data yang diperlukan untuk dikirim kepada resepsionis, tiba-tiba akun Telegram saya menutup sendiri. Akun saya logout otomatis.
Dan ketika saya mencoba untuk melakukan login ulang muncul notifikasi, "Nomor ponsel ini diblokir."
Kaget dan sekaligus bingung. Waduh gimana ini. Masa udah tinggal dibayar saja harus gagal. Saya membatin.
Saya berinisiatif menyampaikan situasi ini kepada Alisha yang berkomunikasi dengan saya lewat WA. Saya mengatakan bahwa akun Telegram saya terblokir.
"What happened? " Tanya Alisha ke saya. Tapi saya cuma bisa mengatakan bahwa saya tidak tahu mengapa nomor saya diblokir.
"Sorry to hear about that. It will be back in a few minutes one you inform the Telegram help desk." Katanya mengutarakan keprihatinan.
Saat nomor saya sudah terblokir, saya sudah melayangkan permohonan bantuan kepada pihak Telegram namun statusnya tetap sama. Akun Telegram saya masih terblokir. Bahkan sampai saat ini.
Alisha bertanya kepada saya apakah memiliki akun Telegram yang lain. Waktu itu saya sebenarnya hanya punya satu akun Telegram saja. Yang sudah terblokir tadi. Tapi karena saya berharap bisa menyelesaikan pekerjaan ini sampai tuntas, saya membuat akun Telegram baru menggunakan nomor yang lainnya.
Dengan percakapan yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya dengan si resepsionis, akun Telegram saya ternyata terblokir kembali. Momennya hampir sama, yaitu tatkala saya mengirimkan konfirmasi rekening untuk transfer pembayaran dari mereka.
Dua akun Telegram saya terblokir dalam satu hari yang sama. Tidak sampai satu jam jarak antara pemblokiran pertama dan kedua.