Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Dunia pendidikan Indonesia memasuki babak baru dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sejak tahun 2022 lalu.
Secara sederhana kurikulum ini bertujuan untuk membebaskan kurikulum dari ketergantungan pada buku teks, sehingga sekolah dan guru dapat mengembangkan kurikulum yang lebih relevan.
Pengembangan itu juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat atau stakeholder sebagai pengguna jasa lulusan yang diciptakan nantinya.
Nah, sementara itu baru-baru ini dunia dihebohkan dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan AI languange model, yakni ChatGPT.
Sebagai bagian dari inovasi teknologi modern, ChatGPT memberi dampak pada dunia pendidikan. Sekolah, guru, dan siswa dapat memanfaatkan tekonologi kecerdasan buatan ini.
ChatGPT dapat menjadi mitra pembelajaran yang berguna dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Dalam penerapannya, ChatGPT bisa memberikan penjelasan yang dibutuhkan baik oleh guru maupun siswa terkait materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.
Selain itu, ChatGPT juga bisa memberikan sumber referensi terkait dengan topik mata pelajaran tertentu.
Teknologi kecerdasan buatan ini juga bisa membantu guru dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait topik kurikulum merdeka, seperti materi pelajaran, metode pembelajaran, maupun pengembangan kurikulum.
Bagi guru, tentu kehadiran ChatGPT ini akan sangat membantu untuk memberikan kuis atau soal latihan bagi siswa terkait topik mata pelajaran tertentu.
Akan tetapi, secanggih apapun suatu teknologi kecerdasan buatan ini, tetap tidak akan bisa sepenuhnya menggantikan peran seorang guru dalam mengajar di kelas.
Maka dari itu, ada beberapa hal yang harus dicermati guru dalam penggunaan ChatGPT bila hendak diafiliasikan dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
Dengan mencermati hal-hal tadi, penggunaan ChatGPT tak akan lebih sebagai alat bantu untuk menambah referensi dan rujukan, sehingga akan sangat efektif dalam membantu pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebagai suatu teknologi kecerdasan buatan, ChatGPT tentu sangat berperan mendukung pembelajaran berdiferensiasi.
Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi sendiri adalaah untuk meningkatkan kesuksesan belajar siswa dan membantu setiap siswa mencapai potensinya secara maksimal.
Maka dari itu, ChatGPT sebagai bisa sangat membantu mencapai tujuan pembelajaran diferensiasi ini.