Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Perlu diakui memang pakaian beas termasuk limbah, akan tetapi belum tentu sampah. Pengertian limbah dan sampah dalam bahasa Indonesia mungkin terkesan sama, namun dalam bahasa Inggris pengertian limbah (waste) berbeda dengan sampah (garbage).
Limbah (waste) dimaknai sebagai benda yang sudah tidak digunakan lagi karena penurunan nilai yang biasanya sisa dari produksi.
Limbah belum tentu tidak berguna, sehingga terdapat proses pengolahan limbah agar bisa digunakan lagi meski dalam bentuk yang lain.
Sementara sampah (garbage) dimaknai sebagai benda yang tidak berguna lagi. Sampah tidak dapat didaur ulang walaupun bisa diolah lebih lanjut.
Salah satu contoh dari sampah berdasarkan pengertian tadi adalah sampah sayuran. Sampah sayuran tidak bisa digunakan lagi sebagai sayuran yang bisa dimakan, namun dapat diolah menjadi pupuk eco-enzym.
Di banyak negara maju, tempat pembuangan garbage dan waste ini dipisah sebab karakteristik dan cara penanganan keduanya berbeda.
Pakaian bekas di luar negeri biasanya selalu disebut waste, kecuali pakaian itu membusuk atau sudah tidak berbentuk lagi.
Dengan begini, persoalan mengenai pakaian bekas adalah sampah kurang tepat. Lebih tepatnya adalah limbah.
Sampah tentu harus langsung dibuang, namun limbah tidak boleh langsung dibuang melainkan harus didaur ulang.
Meski begitu, untuk mendaur ulang pakaian bekas bukanlah hal yang mudah. Dilansir dari BBC, hanya 1% pakaian bekas yang bisa didaur ulang menjadi pakaian baru.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.