Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Buku kedua yang berjudul "Kapten Hanya Ingin ke Dili" merupakan karya teranyar dari Felix K. Nesi. Ia adalah pengarang kebanggaan saya dari NTT dan karirnya sedang moncer di Jakarta.
Dua buku lainnya karya seorang penulis yang baru saya kenal ialah Yusuf 'Dalipin' Arifin. Ia saya kenal dari tulisan di dinding FB AS Laksana. Orang yang biasa disapa Sulak itu, kamu tahu, adalah salah satu penulis kondang di Indonesia.
Maka ketika Sulak merekomendasikan bukunya Dalipin, saya langsung berusaha mendapatkannya. Saya cek di iPusnas, nihil. Maka saya harus membelinya.
Nah, dari beberapa pengalaman personal itulah, saya memang menyadari saat ini pergeseran cara orang menikmati bacaan sudah berubah. Era disrupsi itu nyata.
Maka ketika ada toko buku tutup, saya tidak terlalu heran. Sebab saat ini penyedia bacaan tidak hanya toko buku, tapi ada begitu banyak alternatif lain.
Kita mungkin tidak menginginkan ada lagi kabar toko buku tutup, tapi itu keinginan semu. Kita semua tahu, hanya ada satu kepastian di dunia ini, yaitu perubahan.
Kita sudah banyak berubah, termasuk cara mendapatkan bacaan bermutu. Meski banyak toko buku tutup, semangat membaca kita tidak boleh meredup.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Toko Buku Tutup, Semangat Membaca Tidak Meredup"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.