Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jepe Jepe
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Jepe Jepe adalah seorang yang berprofesi sebagai Teknisi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Benarkah Tidak Mandi Pagi Bisa Atasi Krisis Ekologi?

Kompas.com - 22/06/2023, 11:54 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Jika kita punya sistem pendingin ruangan seperti AC atau Air Cooler, kita bisa menggunakannya pada awal tidur.

Apabila tidak memiliki AC, alternatif lainnya adalah dengan menggunakan kipas angin untuk menyejukkan ruangan.

Selain itu, menggunakan pakaian tipis saat tidur atau hanya mengenakan pakaian dalam juga bisa dilakukan agar tubuh tak berkeringat selama kita tidur.

Kelima, hindari sarapan yang memancing keringat di pagi hari!

Agar tubuh tak berkeringat dan terhindar dari bau badan, hindari mengonsumsi makanan yang dapat memicu munculnya keringat pada saat sarapan di pagi hari.

Sarapan lontong medan, nasi goreng kambing, atau soto mie yang pedas di pagi hari dapat mengundang keringat dan wajib dihindari jika kita memutuskan untuk tidak mandi pagi.

Bubur ayam yang tidak pedas, roti bakar dengan kismis, atau roti sumbu alias singkong goreng dengan segelas kopi akan lebih aman buat orang-orang yang tidak mandi pagi.

Keenam, tetap cuci muka, gosok gigi, dan pakai deodoran di pagi hari!

Jika kita tidak memutuskan untuk mandi di pagi hari, paling tidak kita tetap harus cuci muka, gosok gigi, dan menggunakan deodoran atau bedak anti keringat.

Jadi, setelah membaca artikel ini hingga selesai, masihkan kamu berniat untuk mandi pagi setiap hari?

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Krisis Ekologi, Mandi Pagi Tak Perlu Tiap Hari!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com