Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iwan Berri Prima
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Iwan Berri Prima adalah seorang yang berprofesi sebagai Dokter. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ketahui 4 Hal ini Sebelum Ajak Anak Menonton Pemotongan Hewan Kurban

Kompas.com - 27/06/2023, 16:17 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Setiap tahunnya, Hari Raya Iduladha diikuti dengan ibadah pemotongan hewan kurban, baik sapi maupun kambing. Di Indonesia, pemotongan hewan kurban diperbolehkan dilakukan di luar Rumah Potong Hewan (RPH).

Akan tetapi aktivitas pemotongan hewan kurban tersebut harus tetap memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Kondisi yang ada di Indonesia ini sangat berbeda dengan aktivitas pemotongan hewan kurban di Arab Saudi. Di negeri Raja Salman tersebut, justru tidak diperkenankan memotong hewan kurban di sembarang tempat. Aktivitas pemotongan hewan kurban hanya diperbolehkan di RPH atau abattoir.

Hal ini disebabkan aktivitas pemotongan hewan yang dilakukan di luar RPH sejatinya mengandung beberapa risiko. Di antaranya adalah risiko kesehatan, penyebaran penyakit, dan pencemaran lingkungan jika tidak dilakukan sesuai prosedur.

Selain itu juga ada potensi ancaman psikologis bagi siapapun yang melihat secara langsung proses penyembelihan hewan kurban, khususnya anak-anak.

Lantas, bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini?

Di satu sisi, memperkenalkan anak untuk menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban merupakan tindakan yang patut diapresiasi karena sarat akan pendidikan.

Namun, di sisi lain aktivitas pemotongan hewan kurban yang dilakukan di luar RPH akan menampilkan banyak adegan tumpahan darah, alat untuk memotong yang merupakan benda tajam, dan bahkan karena tidak semua orang yang melakukan pemotongan merupakan tenaga profesional aktivitas pemotongan hewan kurban menjadi tak nyaman untuk disaksikan.

Hal-hal itulah yang patut menjadi pertimbangan, apakah anak-anak sebenarnya diperkenankan menyaksikan proses pemotongan hewan kurban secara langsung atau tidak.

Oleh sebab itu, ada empat hal yang dapat dijadikan pertimbangan ketika akan melibatkan anak untuk melihat pemotongan hewan kurban.

Pertama, sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengajak anak untuk melihat pemotongan hewan kurban. Hanya saja, sebagai orangtua, kita harus bisa menyesuaikan kondisi atau kemampuan anak dalam melihat proses pemotongan hewan kurban.

Terkait hal ini ada beberapa catatan penting bagi orangtua, jika anak tergolong anak di bawah umur, sebaikna tidak perlu mengajak anak melihat proses pemotongan hewan kurban.

Sebab hal itu dapat meninggalkan kesan tersendiri dan bisa saja anak akan menganggap hah tersebut sebagai hal yang tak semestinya dilakukan. Teriakan hewan yang akan disembelih dan tumpahan darah juga bisa menyebabkan anak trauma.

Kedua, pemotongan hewan kurban merupakan kegiatan yang sangat terlihat (eksplisit). Di sana ada penyembelihan, pengulitan, dan lain sebagainya.

Bagi sebagian orang, kondisi ini dapat mengakibatkan ketakutan, bahkan trauma. Maka dari itu, sebaiknya para panitia pemotongan hewan kurban mengimbau untuk memberi kain atau terpal penutup agar tak semua orang bisa melihat.

Dengan memberi penutup, ini juga berfungsi untuk mengantisipasi agar hewan lain tidak dapat melihat proses penyembelihan yang dapat membuat hewan tersebut stres.

Ketiga, pertimbangkan kerumunan orang. Adanya banyak orang melihat proses pemotongan, bagi hewan, hal ini juga tidak berdampak baik.

Perlu diketahui, hewan seperti sapi dan kambing sejatinya merupakan hewan yang cenderung senang beraktivitas secara berkelompok.

Jika area di sekitarnya dipenuhi oleh kerumunan manusia, maka biasanya hewan-hewan tersebut akan menjadi ketakutan dan merasa stres.

Salah satu ciri hewan mulai merasa stres adalah hewan mulai gelisah yang ditandai dengan gerakan ekor yang cukup sering.

Jika hewan kurban stres akan membuat dagingnya menjadi kurang enak dan warna dagingnya juga menjadi agak gelap dan sedikit pucat.

Keempat, menyaksikan melalui video di media sosial. Memperkenalkan proses pelaksanaan kurban pada anak tanpa membuatnya trauma adalah harapan orangtua.

Maka dari itu, bagi orangtua yang masih memiliki anak kecil salah satu cara untuk memperkenalkan aktivitas pemotongan hewan kurban bisa dilakukan melalui video yang ada di youtube atau platform lain.

Tentu jangan lupa untuk memilih video yang telah melewati proses edit jika terdapat darah, benda tajam, dan lain sebagainya.

Menunjukkan pemotongan hewan kurban melalui video yang diikuti dengan pemberian pengertian akan aktivitas pemotongan hewan kurban, anak secara perlahan-lahan akan mengerti bahwa aktivitas tersebut bukanlah tindakan menyiksa hewan melainkan karena semata-mata ibadah.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Empat Pertimbangan Ketika Mengajak Anak Melihat Pemotongan Hewan Kurban"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Kata Netizen
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Kata Netizen
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau