Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halima Maysaroh
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Halima Maysaroh adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Coba Terapkan Ini Saat Memilih Tukang Bangunan agar Tak Menyesal

Kompas.com - 02/09/2023, 08:25 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Setiap orang pasti memiliki mimpi untuk bisa membangun rumah sendiri. Atau setidaknya merenovasi rumah yang sudah ada agar memiliki tampilan seperti apa yang selama ini diimpikan.

Akan tetapi, dalam realitasnya membangun rumah tidak semudah memimpikannya, sebab dalam membangun rumah dibutuhkan biaya yang bisa mencapai ratusan bahkan hingga miliaran rupiah.

Ketika memutuskan menabung untuk membangun rumah pun ada hal-hal lain yang perlu ikut dipertimbangkan selain biaya material bangunan. Ada hal lain seperti ongkos tukang bangunan yang makin hari makin tak masuk akal ongkosnya.

Baik itu tukang borongan maupun tukang harian, biaya yang dibutuhkan hampir sama besar dengan biaya yang dibutuhkan untuk membeli materialnya.

Biasanya tukang borongan dibayar untuk bekerja dari proyek pembangunan rumah dimulai hingga rumah itu selesai dibangun. Sementara tukang harian dibayar per hari, jadi bayaran yang diterima tergantung dengan berapa hari ia bekerja.

Selain biaya, masalah lain yang mesti diperhatikan saat hendak membangun rumah adalah soal memilih tukang yang baik. Jika sampai keliru memilih tukang saat hendak membangun rumah itu akan jadi masalah yang fatal.

Tukang atau pekerja bangunan itu dapat dianggap seperangkat dengan bahan bangunan, sama pentingnya, sama dibutuhkannya. Maka, memilih tukang bangunan yang cocok itu mutlak. Tidak boleh asal, agar tak menyesal.

Lantas, bagaimana caranya agar kita tak keliru ketika memilih tukang sebelum membangun rumah?

Mencari Tahu Rekam Jejak Tukang Bangunan

Berdasarkan pengalaman pribadi saat membangun rumah, saya sadar bahwa tidak semua tukang bangunan memiliki kriteria yang sama.

Bukan hanya soal upah, pola kerja, pelayanan yang diberikan, dan lain sebagainya, semua itu bervariatif berbeda antara tukang bangunan yang satu dan yang lainnya.

Maka dari itu untuk meminimalisir masalah saat proses pembangunan rumah, alangkah baiknya kita mencari tahu lebih dulu track record tukang bangunan yang akan kita gunakan jasanya.

Dari pengalaman pribadi ketika membangun rumah di Ambon, kebetulan tukang bangunannya adalah teman sendiri. Jadi, komunikasi antara kami dan mereka yang bertugas membangun rumah bisa terjalin dengan baik.

Lain cerita ketika membangun rumah kedua di Pulau Buru. Saat itu saya belum mengetahui soal kinerja tukang-tukang bangunan di sana. Ditambah lagi saya tidak mengenal para tukang itu secara persoal untuk menjalin komunikasi dengan baik.

Maka dari itu, saya berinisiatif untuk mencari rekam jejak tukang bangunan tersebut. Setelah mencari tahu soal rekam jejak tukang-tukang bangunan di sana, kebetulan kakak ipar saya merekomendasikan tukang bangunan harian yang beberapa tahun lalu juga membangun rumahnya.

Menurutnya hasil kerja tukang bangunan itu kokoh dan rapi. Soal biaya yang dibayar harian masih terbilang standar, tidak bisa dibilang paling murah, namun juga tidak paling mahal. Secara pribadi juga tukang tersebut ramah dan bisa untuk diajak berkomunikasi dengan baik.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau