Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halima Maysaroh
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Halima Maysaroh adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Coba Terapkan Ini Saat Memilih Tukang Bangunan agar Tak Menyesal

Kompas.com - 02/09/2023, 08:25 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Tukang yang direkomendasikan oleh ipar dan yang memiliki rekam jejak baik adalah tukang profesional yang sudah memiliki jam terbang yang relatif tinggi.

Bisa jadi jika saya tidak mencari tahu lebih dahulu rekam jejak tukang bangunan lebih dulu, saya malah mendapat tukang yang masih amatir dan alhasil akan memengaruhi kualitas bangunan rumah saya karena saat itu saya belum banyak mengenal lingkungan baru di sana.

Berkomunikasi dan Berkoordinasi

Hal pertama yang perlu dilakukan setelah mendapat tukang yang dirasa bagus rekam jejaknya adalah komunikasikan soal upah. Hal ini agar tidak terjadi perdebatan di tengah-tengah proses pembangunan rumah.

Dalam kasus saya waktu itu, saya menggunakan jasa tukang harian dan ada beberapa orang pembantu tukang yang masing-masing mematok harga jasa yang berbeda.

Setelah biaya sepakat, berikutnya sepakati juga soal urusan makan, menu makanan apa yang diinginkan dan berapa kali makan yang perlu diberi.

Di samping itu juga sepakati juga soal jam kerja, kapan tukang harus mulai datang/mulai kerja, waktu rehat, dan waktu pulang. Setelah semua itu disepakati, pekerjaan baru bisa dimulai.

Saat itu, ada 2 tukang dan 3 orang pembantu tukang. Namun, di tengah proses pembangunan, salah satu tukang merekomendasikan untuk menambah lagi 1 tukang agar kerja lebih efektif dan proses pembangunan bisa lekas selesai. Masukan tersebut diterima dan dipertimbangkan dengan baik. Jadi akhirnya total ada 3 tukang dan 3 pembantu tukang yang mengerjakan pembangunan rumah kedua saya.

Komunikasi yang terjalin dengan tukang juga cukup baik. Saat berkoordinasi dengan mereka membahas soal material bahan bangunan apa yang bagus, mereka juga memberi rekomendasi yang cukup baik. Sebab perlu diakui mereka lah yang lebih mengerti soal kualitas material bangunan.

Komunikasi yang dibangun juga meliputi ide-ide bangunan yang ada di kepala saya, apakah ide-ide tersebut cukup bagus, apakah dari ide-ide tersebut dapat menjadikan bangunan kuat.

Tak jarang juga tukang tersebut memberi masukan pada saat proses pembangunan rumah berlangsung. Artinya kami saling memberi masukan dan berkoordinasi satu sama lain demi bisa mewujudkan rumah impian.

Jadi, mencari tahu track record atau rekam jejak tukang profesional itu menjadi keharusan agar tidak menyesal saat proses pembangunan.

Memilih tukang yang memiliki komunikasi yang baik juga perlu, agar mudah berkomunikasi dan berkoodinasi. Hal itu perlu agar minim masalah hingga pembangunan selesai.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Jangan Ngasal, Takutnya Menyesal: Memilih Tukang Bangunan yang Komunikasi dan Koordinasinya Baik"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Kata Netizen
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau