Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Selain itu kesabaran juga dibutuhkan ketika kita menunggu harga saham yang sedang diskon serta sabar menunggu kenaikan harga saham yang sudah dibeli.
Kesabaran bagi investor saham juga dibutuhkan karena hampir setiap hari terjadi keriuhan akibat berbagai sentimen/berita yang bermunculan. Jadi, bila kita sebagai investor saham tidak memiliki kesabaran yang cukup maka niscaya keputusan-keputusan yang diambil bisa menjadi malah merugikan kita.
Kedua, rasionalitas.
Sebagai investor saham, kita juga mesti memiliki prinsip rasionalitas dan kejernihan berpikir, sebab akan sangat membantu kita dalam mengambil berbagai keputusan.
Perlu digarisbawahi kembali bahwa bursa saham adalah tempat yang sangat sensitif terhadap berbagai berita/sentimen. Ketika sebuah berita buruk muncul, biasanya kebanyakan investor saham akan panik lalu berlomba-lomba untuk menjual sahamnya masing-masing.
Akibatnya harga saham berjatuhan. Sebaliknya saat muncul berita bagus mereka akan berbalik optimis dan berlomba membeli saham sehingga harga saham pun naik.
Investor saham yang sukses seperti Buffett atau Lo Kheng Hong selalu mengingatkan agar kita tidak larut dan ikut-ikutan dalam keriuhan itu. Bila sudah merasa yakin memiliki saham perusahaan yang bagus, seharusnya fluktuasi naik turun harga saham dalam jangka pendek tak perlu dihiraukan.
Sebenarnya ketika banyak investor saham sedang panik dan pesimis lalu kemudian ingin buru-buru menjual sahamnya yang akan mengakibatkan harga saham tersebut jatuh, saat itulah yang bisa kita manfaatkan dengan membeli saham tersebut dengan harga murah alias harga diskon.
Sebaliknya saat pasar saham sudah terlalu optimis, kita harus waspada dan bersiap-siap karena biasanya kejatuhan sudah dekat. Dengan kata lain, kita berani melakukan berkebalikan dari yang dilakukan kebanyakan orang. Tentu saja dengan berpegang pada alasan dan rasionalitas yang kita miliki.
Lalu, dari mana datangnya rasionalitas? Tentu sikap rasionalitas ini bisa kita miliki ketika kita mau terus-menerus belajar, baik dari orang lain, buku, atau bahkan pengalaman-pengalaman pribadi yang pernah dialami sebelumnya.
Kemauan untuk terus belajar akan semakin mengasah nalar berpikir kita agar selalu lebih rasional, bijak, dan kritis dalam menyikapi sesuatu. Termasuk dalam hal membuat keputusan-keputusan penting terkait investasi saham.
Bukankah kemauan untuk terus mengasah nalar berpikir merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari? Bukankah hal itu pula yang menjadi alasan kita untuk mau terus berproses menempuh pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi?
Ketiga, tanggung jawab mengambil keputusan.
Ketika kita mempelajari dunia investasi saham, otomatis kita juga sedang belajar tentang tanggung jawab pribadi atas setiap keputusan dan hasil investasi kita.
Dana investasi kita adalah tanggung jawab kita masing-masing. Kita lah yang paling bertanggung jawab atas apa pun hasilnya. Berhasil atau gagal. Untung atau rugi.