Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pilihan terbaik tentu saja membeli saham perusahaan yang bernilai bagus di harga terdiskon atau minimal di harga yang wajar. Sebaliknya, akan menjadi pilihan buruk ketika membeli saham perusahaan yang kualitasnya buruk, baik dengan harga murah maupun harga mahal.
Namun uniknya di pasar saham sesuatu hal yang irasional kerap terjadi. Saham perusahaan yang jelek bisa dihargai begitu mahal saat mayoritas pelaku pasar sedang dalam suasana yang sangat optimis dan bergairah. Sebaliknya ada kalanya pula saham perusahaan dengan bisnis yang baik justru dihargai sangat murah oleh pasar.
Hal serupa mungkin juga bisa kita temui di kehidupan sehari-hari. Suatu ketika orang bisa berlomba bahkan sampai rela mengantre hanya demi membeli sebuah barang yang sedang viral dengan harga mahal.
Padahal mungkin saja barang tersebut sebenarnya tak terlalu "bernilai" dalam hidupnya. Dalam artian bukan merupakan kebutuhan mendesak atau bisa memberikan nilai tambah/manfaat untuknya. Satu-satunya motivasi ikut membeli hanya gara-gara tak mau ketinggalan dari orang lain.
Ada pula yang demi gengsi lalu rela mengeluarkan uang dalam jumlah sangat besar hanya untuk membeli sebuah barang dengan merek tertentu. Padahal mungkin saja ada barang lain dengan harga yang jauh lebih murah namun sebenarnya masih tetap punya nilai/kualitas yang baik.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "5 Prinsip Investasi Saham yang Berguna bagi Kehidupan"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.