Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di dunia saham, setiap harinya banyak sekali berseliweran rekomendasi saham apa yang sedang bagus untuk dibeli dan mana yang tidak. Rekomendasi semacam ini bisa ditemukan di banyak tempat, baik itu di sebuah grup/forum berbayar atau gratis, di media sosial, hingga dari para influencer, analis, sekuritas, dan banyak lagi/
Satu hal yang pasti bahwa ketika sudah bicara tentang keputusan membeli atau menjual saham, maka tanggung jawab mutlak ada di kita bukan orang lain. Sehingga sangat tidak bijak mengambil keputusan hanya karena ikut-ikutan rekomendasi atau apa kata orang lain.
Sebab akan menjadi hal yang sangat aneh apabila ada investor saham yang kecewa kemudian melampiaskan kekecewaannya dengan marah-marah ke orang lain yang merekomendasikan saham untuk dibeli, pada saat saham tersebut tidak bisa memberikan keuntungan seperti yang ia harapkan.
Sejatinya uang kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Setiap keputusan investasi membeli atau menjual saham menjadi tanggung jawab kita sendiri. Saat untung, kita yang menikmati. Saat rugi, kita yang harus menanggung. Takkan ada gunanya melemparkan tanggung jawab ke pihak lain.
Prinsip ini juga berlaku dalam kehidupan. Ada banyak momen ketika kita dituntut harus segera mengambil keputusan. Yang pasti dalam setiap keputusan akan ada potensi risiko serta konsekuensinya. Namun justru di sinilah kesempatan kita untuk belajar menjadi seorang yang lebih dewasa dan bertanggung jawab.
Keempat, berani mengakui kesalahan.
Dalam berinvestasi tentu tidak selalu keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang benar. Setidaknya dalam proses belajar menjadi investor saham yang baik, kita pasti pernah melakukan satu kesalahan, baik dalam mengambil keputusan atau lainnya.
Ketika kita salah mengambil keputusan, kita tentu harus sadar bahwa memang kita salah telah mengambil keputusan tersebut. Belajar untuk jujur kepada diri sendiri dan mengakuinya merupakan sebuah langkah yang sangat bijak.
Akan tetapi, dalam praktiknya memang tidaklah mudah. Potensi untuk melakukan kesalahan dalam investasi saham itu cukup besar. Dengan menyadari dan mengakui bahwa kita salah mengambil keputusan terkait investasi saham, bisa saja malah membuat kita terhindar dari kerugian yang jauh lebih besar.
Faktanya bahwa manusia memang terbatas dan tak pernah luput dari kesalahan. Dalam kehidupan sehari-hari pun demikian.
Seberapa banyak orang yang seringkali berupaya mengingkari kesalahannya alih-alih segera mengakuinya? Padahal keberanian mengakui kesalahan merupakan proses pembelajaran menuju kedewasaan.
Dengan berani mengakui kesalahan, ke depannya kita mendapat pembelajaran untuk lebih berhati-hati saat akan mengambil keputusan.
Kelima, nilai dan harga.
Warren Buffett selalu mengatakan bahwa harga adalah sesuatu yang kita bayarkan, nilai adalah sesuatu yang kita dapatkan. Artinya dalam berinvestasi saham, makna harga dan nilai itu berbeda.
Di pasar saham ada banyak pilihan saham perusahaan yang bisa kita beli. Investor yang bijak akan selalu membandingkan nilai saham itu dengan harga yang harus dibayar. Apakah harga yang ditawarkan di pasar sudah cukup murah/terdiskon, wajar, atau justru malah terlalu mahal?