Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rendy Artha Luvian
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Rendy Artha Luvian adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Upaya Konkret untuk Memperbaiki Kualitas Udara di Indonesia

Kompas.com - 23/09/2023, 16:11 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Menghadapi Tantangan Kualitas Udara di Musim Kemarau

Meski datang dengan cuaca panas, musim kemarau di Indonesia menjadi waktu yang dinanti-nanti oleh banyak orang. Namun sayangnya, cerahnya matahari musim panas kali ini terhalang oleh kabut asap yang semakin tebal yang menunjunjukkan penurunan kualitas udara semakin memprihatinkan.

Bulan Agustus dan September 2023 merupakan bulan-bulan puncak musim kemarau menjadi saksi dari kondisi udara yang semakin memburuk dan kita perlu memahami apa yang sedang terjadi.

Situasi ini semakin diperparah dengan adanya El Nino moderat yang datang dari arah timur. El Nino, fenomena cuaca alam yang terjadi akibat perubahan suhu laut di Samudera Pasifik, telah mengakibatkan cuaca yang lebih kering dan panas di beberapa wilayah Indonesia.

Dalam hal ini, selain angin muson timur, El Nino menjadi penyumbang utama dalam menurunkan curah hujan, mengeringkan tanah, dan meningkatkan potensi kebakaran hutan.

Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) positif dari arah barat juga memberikan dampak negatif pada curah hujan di Indonesia. IOD positif berarti kondisi Samudera Hindia di kepulauan Indonesia lebih dingin dibandingkan dengan kondisi Samudera Hindia di pantai timur Afrika.

Akibatnya angin yang membawa hujan berhembus ke arah barat menuju Afrika. Keadaan ini menyebabkan Indonesia lebih kering terutama di daerah Sumatera. Implikasinya, hal ini dapat mengakibatkan curah hujan menurun dan menambah jumlah masalah yang timbul di musim kemarau.

Meski terdengar paradoks, kelembaban udara yang tinggi sebenarnya memperparah kondisi. Di musim kemarau yang lembab membuat polutan sulit untuk berpindah secara vertikal ke atas.

Akibatnya, polutan tersebut akan terjebak di lapisan udara yang lebih rendah, mendekati permukaan bumi. Ini menjadikan konsentrasi polutan semakin tinggi dan menyebabkan kualitas udara semakin memburuk.

Memburuknya Kualitas Udara: Tantangan Besar untuk Ibukota dan Daerah

Salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh wilayah Jabodetabek adalah masalah kualitas udara. Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, kualitas udara yang semakin memburuk telah menjadi peringatan keras bagi kita semua.

Transportasi dan Pembangkit Listrik, Penyumbang Utama Polusi

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sektor transportasi adalah penyumbang terbesar dalam emisi polutan di wilayah ini, menyumbang sekitar 44% dari total emisi.

Dalam hal ini kendaraan bermotor, termasuk mobil pribadi dan angkutan umum, telah menjadi sumber utama pencemaran udara. Masalah ini tidak hanya mengancam kualitas udara, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat.

Di samping itu, sektor pembangkit listrik juga memberikan kontribusi signifikan terhadap emisi polutan di ibu kota dan sekitarnya.

Pembangkit listrik yang masih menggunakan bahan bakar fosil juga menjadi salah satu penyebab utama polusi udara. Maka dari itu, inisiatif untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan menjadi semakin mendesak.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Bisakah Kita PDKT dengan Bermodalkan Nekat?
Bisakah Kita PDKT dengan Bermodalkan Nekat?
Kata Netizen
Ketika Semua Gaji Diserahkan ke Istri, Suami Gak Pegang Uang?
Ketika Semua Gaji Diserahkan ke Istri, Suami Gak Pegang Uang?
Kata Netizen
Sisi Lain Rojali dan Rohana yang Perlu Orang Ketahui
Sisi Lain Rojali dan Rohana yang Perlu Orang Ketahui
Kata Netizen
Pasti Berhasil, Jalani Diet dengan Penuh Kesadaran
Pasti Berhasil, Jalani Diet dengan Penuh Kesadaran
Kata Netizen
Apakah Sudah Cocok Mobil Listrik dengan Mobilitas Orang Indonesia?
Apakah Sudah Cocok Mobil Listrik dengan Mobilitas Orang Indonesia?
Kata Netizen
Kisah tentang Donggala dan Pedagang Keliling Lainnya
Kisah tentang Donggala dan Pedagang Keliling Lainnya
Kata Netizen
Mari Buat Lingkungan Kerja Impian bagi Karyawan
Mari Buat Lingkungan Kerja Impian bagi Karyawan
Kata Netizen
Cerita Mobil 90an dan Ribuan Kenangan
Cerita Mobil 90an dan Ribuan Kenangan
Kata Netizen
Melihat Langsung Dua Desa Nelayan di Marseille
Melihat Langsung Dua Desa Nelayan di Marseille
Kata Netizen
Hari Anak Nasional 2025, Brain Rot, dan Brain Boost
Hari Anak Nasional 2025, Brain Rot, dan Brain Boost
Kata Netizen
Terlalu Banyak Konsumsi Gula dan Dampaknya Pada Waktu Tidur
Terlalu Banyak Konsumsi Gula dan Dampaknya Pada Waktu Tidur
Kata Netizen
Prinsip Finansial agar Dompetmu Tidak Boncos
Prinsip Finansial agar Dompetmu Tidak Boncos
Kata Netizen
Antara Uang Suami-Istri, Terselip Hidup Keluarga Sandwich
Antara Uang Suami-Istri, Terselip Hidup Keluarga Sandwich
Kata Netizen
Lewat Satu Genggaman, Toko Buku Bisa Terselamatkan
Lewat Satu Genggaman, Toko Buku Bisa Terselamatkan
Kata Netizen
Jadi Begini Rasanya 20 Bulan Pakai Mobil Listrik...
Jadi Begini Rasanya 20 Bulan Pakai Mobil Listrik...
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau