Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Lulusan pariwisata memiliki peluang kerja yang cukup luas, karenanya tidak sedikit pelajar yang menimba pendidikan di jurusan perhotelan.
Lantas, apakah kuliah di jurusan perhotelan dapat langsung bekerja di di hotel?
Berbicara mengenai kuliah di jurusan pariwisata, saya pernah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP).
Sebagai syarat kelulusan, saya diharuskan untuk melakukan On The Job Training (OJT) atau magang di level SMIP agar selepas lulus bisa langsung bekerja pada bidang yang sesuai dengan pendidikan yang ditempuh.
Mayoritas, sekolah pariwisata akan bekerja sama dengan beberapa industri jasa seperti travel agent, hotel dan restoran untuk penempatan siswa yang akan melakukan training. Tapi jika ada siswa yang punya pilihan sendiri atau ingin mencoba di tempat lain biasanya dipersilakan yang tentunya tahapannya pun berbeda.
Sesuai dengan jurusan yang saya ambil, yakni hospitality dengan konsentrasi F&B service, lokasi magang yang saya tuju yakni hotel.
Mendapati kesempatan, saya pun mencoba di salah satu hotel bintang 4 yang ada di wilayah Jakarta Pusat.
Adapun alasannya ialah semakin tinggi poin hotel mendapatkan bintang, maka kualitas dan pelayanannya pun berarti semakin bagus. Dan pastinya, SDM yang dipekerjakan di sana pun adalah mereka yang qualified di bidangnya, dan bisa dipastikan ilmu seputar hospitality semakin banyak yang bisa didapat.
Sebelum magang di hotel, saya pun menjalani tahap pertama, yakni interview. Saat itu, pertanyaan seputar F&B service atau pelayanan makan dan minum. Salah satunya adalah sequence of service.
Sequence of service merupakan tata urutan dalam melayani tamu, dari tamu datang hingga tamu meninggalkan restoran.
Lalu, apakah pertanyaannya hanya seputar F&B service?
Dalam industri perhotelan, SDM yang dipekerjakan dituntut untuk memiliki inisiatif yang tinggi.
Saat itu, HRD memberikan beberapa contoh kasus yang mungkin terjadi sepanjang periode saya menjalankan OJT, seperti bagaimana jika menu yang disuguhkan tidak sesuai dengan pesanan tamu? Bagaimana jika tidak sengaja menumpahkan makanan atau minuman di meja tamu? Bagaimana jika tamu akhirnya terpaksa menunggu pesanannya lebih lama?
Perlu diingat, walaupun industri hospitality ini mengedepankan kepuasan pelanggan, tetap dalam memecahkan sebuah masalah harus melalui pemikiran yang bijak. Kenapa? Karena terkadang tidak semua kesalahan yang muncul adalah dari industrinya. Itulah kenapa di industri perhotelan juga diajarkan mengenal tipe-tipe tamu yang akan dihadapi.
Nah, bagi kamu yang ingin bekerja di perhotelan setelah lulus kuliah, simak beberapa hal yang perlu kamu ketahui saat menjalani masa training selama magang:
1. Mematuhi aturan yang berlaku
Tiap tempat sudah pasti ada aturan yang mengikat. Biasanya aturan-aturan tersebut dibuat secara tertulis.
Untuk di industri hotel, sebagai SDM, kamu wajib memperhatikan kedisiplinan waktu, kerapian dan kebersihan diri. Contoh, tidak terlambat masuk kerja, memperhatikan kebersihan dan kerapian diri mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, serta kerapian pakaian. Dan beberapa peraturan lain sesuai kebijakan masing-masing hotel.
2. Belajar dengan sungguh-sungguh
Mengajarkan seorang trainee di F&B service biasanya dilakukan para trainer yang terdiri dari supervisor, kapten restoran atau waiter dan waitress di hotel. Mereka pada umumnya memberikan training di sela-sela aktivitas melayani tamu.
Hal itu juga merupakan proses belajar sekaligus praktek langsung untuk para trainee. Oleh karena itu, maksimalkan diri untuk menerima semua ilmu selama bekerja.
Siapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting yang baru kita ketahui. Semakin cepat kita memahami satu ilmu, maka besar kesempatan untuk memperoleh ilmu yang lain.
Menunjukkan hasil dari tiap ilmu yang didapatkan yakni dengan action. Langsung aplikasikan ilmu yang didapat pada pekerjaan sehari-hari.
3. Jangan malu bertanya
Jangan biasakan bekerja dengan ragu-ragu. Jika ada yang belum dipahami, biasakan bertanya. Walaupun di bidang ini diharapkan adanya inisiatif, tempatkan itu sesuai porsi.
Kadang, orang suka memiliki inisiatif yang kebablasan. Hindari itu dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya.
4. Minimalisir kesalahan
Sebagai trainee wajar jika melakukan kesalahan. Tapi jika terjadi terus bagaimana mereka memiliki minat untuk bekerja sama dengan kita dalam jangka waktu yang panjang? Bekerja dengan cepat, tepat, dan hati-hati adalah kunci.
5. Jangan sering membantah
Standar pelayanan hotel memang diajarkan di sekolah, namun saat sudah terjun ke lapangan hal itu tidak bisa dilakukan secara textbook. Jika melihat ada perbedaan di beberapa sisi, butuh sebuah pemakluman.
Kita akan menerima banyak improvisasi sesuai kebiasaan yang dilakukan masing-masing hotel. Terima itu sebagai masukan, walaupun memang tidak semua staf F&B service adalah lulusan sekolah perhotelan, tapi sebelum mulai bekerja, mereka sudah dibekali ilmu sesuai standar.
6. Jangan menolak jadwal
Di hotel diberlakukan sistem shifting. Sebagai orang yang sedang menempuh syarat kelulusan, baiknya untuk menahan diri mengubah jadwal yang telah ditentukan trainer.
7. Tidak perlu ikutan gosip
Di tempat kerja manapun yang namanya gosip selalu ada. Ini bukan tentang tamu hotelnya, melainkan gosip sesama staf.
Ada istilah yang berlaku di hotel tempat saya training ini, "Jangankan manusia, dinding hotel aja bisa bicara".
Sebagai trainee, walaupun hal terlihat asyik tapi tolong jauhkan diri. Lakukan apa yang jadi tujuan utama kita berada di sana. Selesaikan training dengan membawa nilai baik saat kembali ke sekolah.
8. Jangan harapkan uang tip
Uang adalah perkara yang sangat sensitif di mana-mana dan industri ini salah satunya. Uang tip biasanya dibagi 2 macam, tip dari tamu reguler dan tip dari tamu biasa.
Tamu reguler biasanya sudah punya langganan waiter yang melayaninya. Hal ini tentunya tidak dapat diganggu gugat. Uang tip yang diberikan biasanya langsung masuk kantong waiter langganannya.
Tip dari tamu biasa, umumnya dikumpulkan jadi satu dan biasanya dibagikan satu minggu sekali secara merata. Nah, ini kebijakan masing-masing, ya. Ada yang mau berbagi dengan anak magang, ada pula yang tidak.
9. Tutup masa training dengan kesan yang baik
Biasanya ada perayaan yang dibuat para trainer untuk trainee junior. Bisa berupa makan bersama atau hal-hal lain sebagai pengingat dan juga bentuk terima kasih karena telah membantu meringankan pekerjaan mereka.
Saat itu saya maksimalkan momen itu. Saya minta dukungan pada mereka jika nanti setelah lulus bisa direkomendasikan untuk lanjut bekerja di hotel. Yang saya selalu lakukan adalah tetap jaga hubungan baik walaupun sudah selesai masa training.
Setelah menerapkan tahapan-tahapan di atas, akhirnya saya bisa bekerja di hotel tempat saya magang sambil kuliah. Ya, walaupun tidak lama karena ternyata tidak bisa membagi waktu, minimal saya puas karena tidak semua trainee bisa dipanggil untuk langsung bekerja tanpa melalui tahapan melamar lebih dulu.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Lulusan Sekolah Perhotelan Mau Langsung Dipanggil Kerja di Tempat Magang?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.