Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ajeng Leodita Anggarani
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Jurusan Pariwisata Ingin Kerja di Hotel, Apa Saja Syaratnya?

Kompas.com, 30 November 2023, 16:53 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Lulusan pariwisata memiliki peluang kerja yang cukup luas, karenanya tidak sedikit pelajar yang menimba pendidikan di jurusan perhotelan.

Lantas, apakah kuliah di jurusan perhotelan dapat langsung bekerja di di hotel?

Berbicara mengenai kuliah di jurusan pariwisata, saya pernah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP).

Sebagai syarat kelulusan, saya diharuskan untuk melakukan On The Job Training (OJT) atau magang di level SMIP agar selepas lulus bisa langsung bekerja pada bidang yang sesuai dengan pendidikan yang ditempuh.

Mayoritas, sekolah pariwisata akan bekerja sama dengan beberapa industri jasa seperti travel agent, hotel dan restoran untuk penempatan siswa yang akan melakukan training. Tapi jika ada siswa yang punya pilihan sendiri atau ingin mencoba di tempat lain biasanya dipersilakan yang tentunya tahapannya pun berbeda.

Sesuai dengan jurusan yang saya ambil, yakni hospitality dengan konsentrasi F&B service, lokasi magang yang saya tuju yakni hotel.

Mendapati kesempatan, saya pun mencoba di salah satu hotel bintang 4 yang ada di wilayah Jakarta Pusat.

Adapun alasannya ialah semakin tinggi poin hotel mendapatkan bintang, maka kualitas dan pelayanannya pun berarti semakin bagus. Dan pastinya, SDM yang dipekerjakan di sana pun adalah mereka yang qualified di bidangnya, dan bisa dipastikan ilmu seputar hospitality semakin banyak yang bisa didapat.

Pengalaman Magang di Perhotelan

Sebelum magang di hotel, saya pun menjalani tahap pertama, yakni interview. Saat itu, pertanyaan seputar F&B service atau pelayanan makan dan minum. Salah satunya adalah sequence of service.

Sequence of service merupakan tata urutan dalam melayani tamu, dari tamu datang hingga tamu meninggalkan restoran.

Lalu, apakah pertanyaannya hanya seputar F&B service?

Dalam industri perhotelan, SDM yang dipekerjakan dituntut untuk memiliki inisiatif yang tinggi.

Saat itu, HRD memberikan beberapa contoh kasus yang mungkin terjadi sepanjang periode saya menjalankan OJT, seperti bagaimana jika menu yang disuguhkan tidak sesuai dengan pesanan tamu? Bagaimana jika tidak sengaja menumpahkan makanan atau minuman di meja tamu? Bagaimana jika tamu akhirnya terpaksa menunggu pesanannya lebih lama?

Perlu diingat, walaupun industri hospitality ini mengedepankan kepuasan pelanggan, tetap dalam memecahkan sebuah masalah harus melalui pemikiran yang bijak. Kenapa? Karena terkadang tidak semua kesalahan yang muncul adalah dari industrinya. Itulah kenapa di industri perhotelan juga diajarkan mengenal tipe-tipe tamu yang akan dihadapi.

Nah, bagi kamu yang ingin bekerja di perhotelan setelah lulus kuliah, simak beberapa hal yang perlu kamu ketahui saat menjalani masa training selama magang:

1. Mematuhi aturan yang berlaku

Tiap tempat sudah pasti ada aturan yang mengikat. Biasanya aturan-aturan tersebut dibuat secara tertulis.

Untuk di industri hotel, sebagai SDM, kamu wajib memperhatikan kedisiplinan waktu, kerapian dan kebersihan diri. Contoh, tidak terlambat masuk kerja, memperhatikan kebersihan dan kerapian diri mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, serta kerapian pakaian. Dan beberapa peraturan lain sesuai kebijakan masing-masing hotel.

2. Belajar dengan sungguh-sungguh

Mengajarkan seorang trainee di F&B service biasanya dilakukan para trainer yang terdiri dari supervisor, kapten restoran atau waiter dan waitress di hotel. Mereka pada umumnya memberikan training di sela-sela aktivitas melayani tamu.

Hal itu juga merupakan proses belajar sekaligus praktek langsung untuk para trainee. Oleh karena itu, maksimalkan diri untuk menerima semua ilmu selama bekerja.

Siapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting yang baru kita ketahui. Semakin cepat kita memahami satu ilmu, maka besar kesempatan untuk memperoleh ilmu yang lain.

Menunjukkan hasil dari tiap ilmu yang didapatkan yakni dengan action. Langsung aplikasikan ilmu yang didapat pada pekerjaan sehari-hari.

3. Jangan malu bertanya

Jangan biasakan bekerja dengan ragu-ragu. Jika ada yang belum dipahami, biasakan bertanya. Walaupun di bidang ini diharapkan adanya inisiatif, tempatkan itu sesuai porsi.

Kadang, orang suka memiliki inisiatif yang kebablasan. Hindari itu dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya.

4. Minimalisir kesalahan

Sebagai trainee wajar jika melakukan kesalahan. Tapi jika terjadi terus bagaimana mereka memiliki minat untuk bekerja sama dengan kita dalam jangka waktu yang panjang? Bekerja dengan cepat, tepat, dan hati-hati adalah kunci.

5. Jangan sering membantah

Standar pelayanan hotel memang diajarkan di sekolah, namun saat sudah terjun ke lapangan hal itu tidak bisa dilakukan secara textbook. Jika melihat ada perbedaan di beberapa sisi, butuh sebuah pemakluman.

Kita akan menerima banyak improvisasi sesuai kebiasaan yang dilakukan masing-masing hotel. Terima itu sebagai masukan, walaupun memang tidak semua staf F&B service adalah lulusan sekolah perhotelan, tapi sebelum mulai bekerja, mereka sudah dibekali ilmu sesuai standar.

6. Jangan menolak jadwal

Di hotel diberlakukan sistem shifting. Sebagai orang yang sedang menempuh syarat kelulusan, baiknya untuk menahan diri mengubah jadwal yang telah ditentukan trainer. 

7. Tidak perlu ikutan gosip

Di tempat kerja manapun yang namanya gosip selalu ada. Ini bukan tentang tamu hotelnya, melainkan gosip sesama staf.

Ada istilah yang berlaku di hotel tempat saya training ini, "Jangankan manusia, dinding hotel aja bisa bicara".

Sebagai trainee, walaupun hal terlihat asyik tapi tolong jauhkan diri. Lakukan apa yang jadi tujuan utama kita berada di sana. Selesaikan training dengan membawa nilai baik saat kembali ke sekolah.

8. Jangan harapkan uang tip

Uang adalah perkara yang sangat sensitif di mana-mana dan industri ini salah satunya. Uang tip biasanya dibagi 2 macam, tip dari tamu reguler dan tip dari tamu biasa.

Tamu reguler biasanya sudah punya langganan waiter yang melayaninya. Hal ini tentunya tidak dapat diganggu gugat. Uang tip yang diberikan biasanya langsung masuk kantong waiter langganannya.

Tip dari tamu biasa, umumnya dikumpulkan jadi satu dan biasanya dibagikan satu minggu sekali secara merata. Nah, ini kebijakan masing-masing, ya. Ada yang mau berbagi dengan anak magang, ada pula yang tidak.

9. Tutup masa training dengan kesan yang baik

Biasanya ada perayaan yang dibuat para trainer untuk trainee junior. Bisa berupa makan bersama atau hal-hal lain sebagai pengingat dan juga bentuk terima kasih karena telah membantu meringankan pekerjaan mereka.

Saat itu saya maksimalkan momen itu. Saya minta dukungan pada mereka jika nanti setelah lulus bisa direkomendasikan untuk lanjut bekerja di hotel. Yang saya selalu lakukan adalah tetap jaga hubungan baik walaupun sudah selesai masa training.

Setelah menerapkan tahapan-tahapan di atas, akhirnya saya bisa bekerja di hotel tempat saya magang sambil kuliah. Ya, walaupun tidak lama karena ternyata tidak bisa membagi waktu, minimal saya puas karena tidak semua trainee bisa dipanggil untuk langsung bekerja tanpa melalui tahapan melamar lebih dulu.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Lulusan Sekolah Perhotelan Mau Langsung Dipanggil Kerja di Tempat Magang?"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau