Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Faktor usia yang rentan terhadap kelelahan, bersama dengan penurunan stamina tubuh, semakin meningkatkan risiko jatuh sakit atau bahkan meninggal dunia di kalangan petugas KPPS.
Untuk mengatasi tantangan kesehatan yang dihadapi oleh petugas KPPS, beberapa saran dan solusi dapat dipertimbangkan:
Penerapan pembatasan usia maksimal 50 tahun dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan yang tinggi.
Meskipun ada persyaratan surat keterangan sehat dari dokter saat pendaftaran, pembatasan usia dapat memberikan perlindungan tambahan untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan petugas KPPS.
Proses rekrutmen petugas KPPS harus lebih selektif, dengan penekanan pada kemampuan untuk berkolaborasi dan memahami administrasi dari persiapan hingga pelaporan Pemilu Serentak.
Semua petugas KPPS harus terlibat aktif dalam tahapan ini, dan simulasi sebelum pelaksanaan Pemilu wajib dipahami secara kolaboratif oleh seluruh tim. Ini menjadi tanggung jawab KPU Daerah, PPK, dan PPS untuk memantau dan memberikan arahan yang tepat.
Memberikan waktu istirahat yang memadai, terutama sekitar 2 jam sebelum penghitungan dan pelaporan. Waktu ini akan membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan stamina petugas.
Penting untuk memberikan perhatian pada aspek kesehatan dan keselamatan petugas KPPS, dan memberikan waktu istirahat yang cukup dapat menjadi langkah positif untuk mengatasi kelelahan.
Menghadapi Pemilu Serentak 2024, penting untuk tidak hanya merayakan semangat demokrasi, tetapi juga memastikan kesehatan dan kesejahteraan petugas yang terlibat.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mewaspadai Penyebab Petugas KPPS Banyak yang Sakit dan Meninggal Dunia"