Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
S Aji
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama S Aji adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kelas Menengah Bawah: Terkutuk di Kanan, Tersudutkan di Kiri

Kompas.com - 31/05/2024, 19:59 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Dalam banyak kasus, terutama bagi kelas menengah bawah yang telah bertahun-tahun berjuang melawan siklus penurunan ekonomi, kita seringkali dianggap sebagai orang-orang yang tidak konsisten. Sebagai orang yang bekerja keras tetapi hidup dalam kondisi yang biasa-biasa saja, kemarahan kita mudah tersulut karena terganggunya kenyamanan pribadi.

Secara tegas, dalam pandangan golongan politik Kiri, kelas menengah bawah dianggap sebagai kelompok yang tidak berarti, egois, dan kurang memiliki ideologi.

Di sisi lain, di dalam hierarki yang sama, kita mungkin tidak pernah dianggap layak untuk naik ke tingkat atas. Terutama bagi mereka yang merupakan bagian dari sedikit keluarga yang disebut setiap tahun dalam majalah Forbes.

Usaha keras kita tidak pernah cukup. Mungkin ada beberapa pengecualian, ketika seseorang mencapai posisi tertentu dalam hierarki sosial (dan tentu saja tidak lagi menghabiskan waktu untuk berdebat di Kompasiana).

Karena itu, di sisi yang lain, kita mungkin merasa terjebak. Beberapa di antara kita mungkin hanya mampu bekerja selama 40 jam seminggu namun pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk membayar cicilan rumah, biaya perawatan kulit bulanan, biaya pendidikan anak, berlangganan layanan internet, hingga biaya servis kendaraan.

Kerja keras kita belum cukup untuk membawa perubahan nasib. Kita masih belum dianggap layak untuk naik kelas sosial.

Terjepit dalam kondisi yang sulit, kita seringkali merasa tercekik setiap bulannya, namun tidak ada pilihan lain selain bertahan.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kelas Menengah Bawah: Terkutuk di Kanan, Tersudutkan di Kiri"

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau