Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulius Roma Patandean
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yulius Roma Patandean adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Perasaan yang Didapat saat Pertama Kali Datang ke Korea Selatan

Kompas.com - 31/08/2024, 12:29 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Minggu, 25 Agustus 2024 menjadi salah satu hari paling bersejarah dalam hidup saya. Pada hari itulah untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke luar negeri. 

Perjalanan perdana bersejarah ini adalah penerbangan panjang ke Seoul, Korea Selatan. Saya bersama 13 orang guru yang mengikuti Indonesia-Korea Teacher Exchange 2024 bertolak dari bandara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju bandara internasional Incheon, Seoul, Korea Selatan.

Di saat saya sedang asik menunggu koper dan tas rekan-rekan, tiba-tiba pengeras suara di bandara terdengar menyebutkan nama saya. Saya segera konfirmasi ke petugas. Ternyata benar. Itu nama saya yang dipanggil dari kamar check point bagasi.

Seorang petugas bandara mengantar saya ke ruangan tersebut. Kira-kira 100 meter jauhnya dari gate 6 ruang tunggu Korean Air.

Ternyata, koper saya terdeteksi menyimpan baterai lithium, yakni sebuah power bank. Ya, saya tergesa-gesa sehingga lupa memindahkan power bank tersebut dari koper ke dalam tas.

Ini pengalaman berharga penerbangan ke luar negeri. Tak boleh menaruh atau membawa power bank bersama barang bagasi.

Setelah mengeluarkan power bank tersebut, petugas bandara memberikannya pada saya untuk diletakkan saja dalam tas kecil yang saya bawa. Terima kaimsih banyak petugas bandara Cengkareng yang telah membantu saya.

Pesawat Korean Air berbadan lebar take off dari Cengkareng pada pukul 22.30 WIB. Durasi penerbangan yang tertera pada monitor kursi pesawat adalah 6 jam 31 menit. 

Penerbangan malam dengan durasi jam yang ada, maka dipastikan kami tiba di Seoul pada pagi hari. Apalagi, waktu di Korea lebih cepat 2 jam dari WIB.

Ruang kabin Korean Air luas dan panjang karena tipe tipe pesawat air bus. Saya dan teman-teman duduk di kelas ekonomi. Tersedia selimut, sandal, sikat gigi, pasta gigi, headset dan sebotol air mineral untuk setiap penumpang. 

Duduk hingga tujuh jam dalam pesawat tak terlalu membosankan. Kami mendapatkan makan malam khas Korea sekitar pukul 11 malam. Ada dua pilihan menu. Jujur saja, makanan Korea sangat asing rasanya. Belum berjodoh dengan lidah kami.

Selain itu, pada penerbangan ke Korea, saya akhirnya bisa mencicipi segelas wine putih dan wine merah. Beverage ini adalah teman makan malam. Tersedia pula pilihan jus dan air mineral.

Beberapa menit kemudian, para pramugari menawarkan pilihan kopi dan teh lagi. Keren deh.

Sekitar satu jam sebelum landing, kami kembali mendapatkan dua tawaran air mineral dan jus. Keduanya saya ambil. Sejar jus jeruknya.

Pukul 07:00 waktu Seoul, pesawat Korean Air landing dengan sempurna. Besarnya pesawat seperti tidak terasa saat mendarat. Kami turun secara perlahan sambil membalas sapaan para pramugari di setiap pintu keluar yang dilewati.

"Annyeonghaseyo"

"Kansahamnida"

Kami berjalan beberapa ratus meter untuk mengisi dokumen kedatangan orang asing dan menyetorkannya ke bagian imigrasi di bandara. Sekitar sejam kami mengantri bersama beberapa puluh penumpang lainnya.

Suasana bandara Incehon sangat nyaman dan bersih. Tak terlihat tumpukan lalu-lalang penumpang. Semua rapi bergerak mengikuti petunjuk yang ada. 

Di bagian klaim bagasi juga sangat sepi. Tak ada rebutan sopir mencari penumpang. Aplikasi di bandara sudah tersedia bagi penumpang untuk memudahkan transportasi.

Tersedia gerai SIM card lokal Korea di bandara Incheon. Hanya saja saya telah mengaktifkan paket roaming Telkomsel dan Smartfren. Jaringannya lancar sejauh ini di Seoul.

Tim dari APCEIU (Asia-Pacific Centre for Education International Understanding) yang dipimpin Ms Danielle telah menunggu kami di ruang tunggu kedatangan internasional di bandara Incheon. Kami tak perlu repot mencari karena Ms Danielle melengkapi diri dengan bendera mini berwarna biru bertuliskan APCEIU.

Di ruang tunggu telah ada pula 12 guru dari Thailand. Mereka terdiri atas 12 perempuan dan seorang laki-laki. Kami kemudian tergabung dalam satu rombongan menuju hotel.

Setelah berbincang santai beberapa menit, foto bersama dan mengecek barang bagasi, rombongan kami diangkut menggunakan bus panjang bertuliskan UNESCO di depannya.

Jarak yang ditempuh dari bandara Incheon menuju penginapan kami di Seoul, Hotel Ramada kurang lebih 50 km. Lebih satu jam perjalanan tanpa hambatan lewat tol yang mulus. 

Suasana dalam kabin bus sangat bersih dan nyaman. Tak ada sampah atau bau khas jok bus. Pengemudinya pun mengendarai bus dengan baik tanpa kebut-kebutan.

Sepanjang rute dari bandara ke hotel Ramada saya menikmati setiap sisi daratan Korea. Sangat indah dengan bangunan menjelang berupa apartemen dan rumah susun.

Jalan-jalan di Seoul sangat bersih. Pepohonan banyak tumbuh di sepanjang jalan hingga ke pusat kota.

Pejalan kaki sering ditemui di lampu merah. Di samping itu sesekali bertemu pengendara sepeda. Ya, memang tersedia banyak sepeda untuk pengganti angkutan umum di sepanjang jalan. Terparkir dengan rapi di setiap titik yang telah ditentukan pemerintah Korea.

Setelah menyelesaikan penyimpanan koper di Hotel Ramada, kami bergerak ke Kantor Pusat APCEIU-UNESCO di kota Seoul. Sekitar 15 menit jaraknya dari hotel Ramada. 

Di kantor APCEIU kami melakukan ramah-tamah sederhana. Menikmati kopi dan snack yang disiapkan panitia.

Menjelang pukul 12 siang waktu Seoul, kami menerima paket makan siang. Tersedia halal dan non halal food bagi kami.

Namun, lagi-lagi, lidah kami belum terbiasa dengan rasa makanan ala Korea. Kimchi bahkan dirasakan beberapa teman masih tinggal di kepala mereka. Rata-rata hanya mampu menghabiskan nasi, daging dan buah.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pengalaman Perjalanan Perdana Ke Korea Selatan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Kata Netizen
Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Kata Netizen
Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Kata Netizen
Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Kata Netizen
Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Kata Netizen
Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Kata Netizen
Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Kata Netizen
Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Kata Netizen
Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Kata Netizen
Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Kata Netizen
Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Kata Netizen
Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Kata Netizen
Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Kata Netizen
Mengenal 'Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Mengenal "Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Kata Netizen
Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau