Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Satria Widiatiaga
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Satria Widiatiaga adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal "Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Kompas.com - 31/08/2024, 15:56 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Membiasakan Rumah Ramai

Pada banyak kasus, seorang anak yang sulit berbicara di sekolah adalah kondisi di rumahnya memang hanya ada orangtuanya saja, dan jarang bergaul dengan lingkungannya atau mungkin ia tinggal di tempat yang minim interaksi sosial.

Pada mulanya kebanyakan orangtua tidak menggubrisnya, namun baru merasakan kesulitan, ketika sang anak sudah mulai bersekolah, di mana ia sangat sulit melakukan komunikasi dengan guru serta teman-temannya.

Jika duduk perkaranya seperti ini, solusi yang diberikan cukup mudah, hanya perlu membuat kondisi rumah lebih ramai, seperti terkadang mengundang sanak keluarga ke rumah atau secara rutin pergi silaturahmi ke tempat kerabat atau tetangga.

Awalnya memang sulit bagi sang anak untuk beradaptasi, namun untuk kasus ini biasanya tidak berlangsung lama, intinya hanya pembiasaan interaksi saja.

Terapi Psikologi

Agak berbeda kasusnya jika sang anak ternyata memiliki ada kecenderungan spektrum autis atau speech delay. Maka dalam hal ini solusi terbaik adalah membawanya ke tempat terapi psikologi anak atau terapi wicara, karena ada banyak kasus jika ada kecenderungan spektrum autis

Terapis atau Psikolog anak tentunya akan mendiagnosis dan meng-assesment tentang apa saja yang menjadi sumber kecemasan sang anak, jika sudah mengetahui hal-hal yang membuatnya trauma, maka kita pun akan mengetahui perihal untuk mengurangi kecemasannya.

Memang ada beberapa kasus anak autis yang cenderung pendiam saat di kelas, namun di saat tertentu berbicara sendiri, namun ketika diajak berkomunikasi, dia tampak menghindar, walau sebenarnya dia paham maksudnya.

Pada kasus tokoh animasi "Ijat", dikisahkan dalam satu episode, dia menjadi Selective Mutism, dikarenakan trauma pasca kecelakaan jatuh dari sepeda. Dalam beberapa episode Ijat kadang suka tegang atau takut sehingga sulit berbicara ketika ditunjuk oleh gurunya ketika disuruh menjawab, bahkan dia bisa menjadi pingsan jika ada yang membuatnya trauma. Maka dari itu, dalam kasus ini perlu diketahui secara pasti penyebab utama kecemasannya.

Keterbukaan Orangtua

Kasus lainnya, penyebab utama Selective Mutism pada anak adalah kondisi keluarga yang "broken home" seperti ayah ibunya bercerai, penuh kekerasan atau penelantaran. Memang cukup sulit untuk kasus ini.

Biasanya sang anak tampak memojok, merenung serta sering melamun dan sulit sekali diajak berbicara. Jika sudah demikian, pihak sekolah berhak "memaksa" kepada orang tuanya untuk menjelaskan kondisi sebenarnya di rumah.

Tentunya hal ini perlu dibatasi pihak sekolah yang bisa mengetahui duduk perkaranya, untuk menghormati hak privasi orang tua, cukup Kepala Sekolah, Guru Wali Kelas dan Guru Bimbingan Konseling saja yang berhak mendalami kasus tersebut kepada pihak orangtua wali.

Maka jika pihak sekolah sudah mengetahui persis duduk permasalahannya, maka perlu dibangun komitmen bersama antara kedua belah pihak untuk menumbuhkan kemampuan berkomunikasi sang anak, sehingga akan mendukung pembelajarannya di sekolah.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau