Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Support System di Sekolah
Semangat inklusif harus menggema di setiap sekolah-sekolah, para guru dan segenap warga sekolah harus memiliki kesadaran bersama bahwa semua peserta didik pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda, maka jika ada diantara mereka ada yang memiliki kecenderungan berbeda pada umumnya, maka jangan di-framing sebagai anak nakal atau anak misterius.
Termasuk juga dalam kasus anak yang memiliki gejala Selective Mutism, di mana para guru dan segenap tenaga kependidikan perlu peka terhadap beberapa peserta didik yang mengalami gejala yang demikian.
Maka dari itu perlu dibangun support system di sekolah untuk mengakomodasi murid yang mengalami hambatan komunikasi seperti Selective Mutism, sebagai contoh sang guru memperingatkan murid-murid lainnya untuk tidak boleh membully temannya yang masih enggan untuk bicara banyak.
Anak yang memiliki kecenderungan Selective Mutism masih sanggup berkomunikasi secara terbatas, maka teman-temannya pun bisa saling komunikasi dengan cara yang dirasa nyaman bagi anak Selective Mutism, seperti dengan kode bahasa tubuh, bisikan atau menulis di kertas.
Hal yang paling terpenting adalah bagaimana mengondisikan sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi setiap peserta didik, termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, setiap sekolah harus mempunyai semangat inklusif.
Keengganan berkomunikasi jamak terjadi pada murid-murid yang baru beradaptasi dengan sekolah baru, namun akan berbeda halnya jika ternyata berlangsung lama, maka disinilah perlu komitmen bersama antara pihak sekolah dan orangtua wali untuk membersamai anak-anak untuk tumbuh kembang menjadi pribadi yang sehat mentalnya. Semoga bermanfaat.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kenali Selective Mutism, Ketika Anak Tak Bisa Bicara di Sekolah"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.