Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ditunjang dengan gaya pelayanan yang sederhana. Pembeli tinggal menyebut dan menunjuk menu diinginkan. Pengunjung bisa mengambil sendiri air mineral dalam kemasan dan gorengan berikut rawitnya.
Namun, peningkatan jumlah pembeli membuat pemilik keteteran. Perkembangan tersebut membuatnya merekrut pegawai, yang tugas utamanya memasak makanan.
Beberapa pengunjung tampak lahap menyantap sepiring nasi berikut lauk dan sayur. Mungkin makanan tersedia lebih menggugah selera. Kini terlihat tampak berimbang, pengunjung warung yang minum kopi dan yang makan.
Sambil makan nasi, telur dadar pakai kecap, dan tumis kerang, saya berbincang dengan dengan pemilik warung.
"Alhamdulillah, sekarang yang makan bertambah," kata Mawi.
Bagaimana dengan beban gaji karyawan?
Mawi mengupah pegawai secara harian. Menurutnya, pengeluaran tersebut tidak menjadi beban, malah membantu meringankan pekerjaannya. Lagi pula, penjualan sekarang cenderung naik dibanding sebelumnya.
Kombinasi dari tempat adem, hidangan yang dapat diterima, dan harga relatif murah menjadikan warung sederhana itu mulai banyak dikunjungi. Jangan lupa, promosi dari mulut ke mulut juga menjadi salah satu faktor yang mendukung perkembangan warung.
Dengan makin bertambahnya pengunjung, pemilik memandang perlu merekrut pegawai untuk pelimpahan pekerjaan memasak. Warung ramai pengunjung, maka tiba waktunya untuk mempekerjakan pegawai.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Bisnis Kuliner Ramai Pengunjung, Waktunya Rekrut Pegawai"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.