Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Putus asa ketika mencari kerja karena mimilih pekerjaan mesti pilih yang cocok dengan keterampilan dan kemmapuan. Selain itu, bisa dijalani dengan penuh sukacita karena itu akan dilalui setiap hari.
Lagipula sebuah pekerjaan membutuhkan kecocokan antara pekerja dan pemberi kerja, pengusaha dan karyawan, pribadi dan lingkungan kerja serta budaya yang berlaku di tempat kerja, bahkan sampai keterampilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Siapapun kita, pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja, tenaga terampil yang membutuhkan lapangan pekerjaan, atau pebisnis yang membutuhkan pelanggan, semuanya membutuhkan kecocokan agar pekerjaan dapat berlangsung dengan baik dan tentunya bertahan lama.
Kecuali pekerjaan yang sekali jadi selesai. Itu pun jika ada kecocokan, biasanya akan ada rekomendasi-rekomendasi yang baik untuk pekerjaan selanjutnya.
Jika ada orang desperate mencari pekerjaan, bisa diasumsikan pada saat itu dia tidak punya pilihan lain. Kalau sudah begitu, apakah masih ada nilai tawarnya?
"Banyak cara untuk menghasilkan uang, namun sebaiknya lakukan sesuatu yang kita sukai."
Sebuah pekerjaan adalah passion. Memang kita butuh uang, tetapi tidak selalu segalanya tentang uang. Kalau sekarang cari duit, mungkin bisa melakukan pekerjaan apapun asal banyak, tetapi apakah hati kita bahagia melakukannya?
Mengapa seseorang sampai desperate mencari pekerjaan? Ada banyak kemungkinan. Mungkin dia memang benar-benar sedang tidak ada pekerjaan yang menghasilkan uang sementara uang tabungan pun makin menipis.
Kemungkinan kedua, desperate karena kekhawatiran yang belum terjadi. Biasanya ini disebabkan masalah dalam pekerjaan yang membuat seseorang khawatir dengan posisinya saat itu, atau juga karena kontrak kerja sudah akan berakhir dan tidak lagi diperpanjang sementara tawaran baru belum ada.
Khawatir nanti gimana, bagaimana kalau tidak dapat pekerjaan baru, bagaimana kalau begini dan begitu. Segudang kekhawatiran yang belum terjadi tetapi terbayangkan.
Namun, apapun alasannya, sebaiknya tidak perlu mengumbar kata-kata desperate dalam rangka mencari pekerjaan. Nanti ada yang kasih kerjaaan tetapi tidak sesuai dengan skill kita, kan gak enak juga. Apalagi kalau diembel-embeli kalimat seperti: Masih untung masih ada yang mau kasih kerjaan!
Sebenarnya kalau sekadar cari duit, di zaman AI ini banyak pekerjaan yang membutuhkan bantuan kita. Misalnya membantu menyempurnakan kemampuan AI. Ada banyak pekerjaan remote yang ditawarkan secara online. Bayarannya juga bervariasi tergantung pekerjaannya.
Namun, lumayanlah untuk sekadar mendapatkan uang. Lebih bagus lagi kalau bisa menikmati pekerjaannya. Dapat uangnya pasti bisa lebih banyak karena bekerjanya juga dengan sukacita.
Siapa bilang AI merebut pekerjaan manusia? Betul ada beberapa pekerjaan yang tidak lagi dilakukan manual oleh manusia, tetapi sebaliknya ada banyak pekerjaan yang masih membutuhkan manusia dan kebutuhannya justru meningkat saat ini. Bukan pekerjaan baru sebenarnya. Tetapi pekerjaan lama yang diperbarukan karena teknologinya makin maju.
Kalau zaman dulu, para programmer memerlukan tester untuk menguji hasil kerjanya agar menjadi sebuah aplikasi yang "tahan banting", tidak terlalu mudah mengalami error, dan dijamin sesuai dengan kebutuhan business yang sebelumnya sudah didiskusikan.
Yang jadi tester biasanya diambil dari staff di department IT yang tidak terlalu IT. Malah lebih sering seseorang yang tidak ada background IT, tetapi diajari cara-cara melakukan testing terhadap sebuah aplikasi.
Tester ini biasanya pekerjaannya merangkap banyak hal karena pekerjaaan testing baru ada kalau programmer sudah menyelesaikan tugasnya membuat atau melakukan perubahan terhadap sebuah aplikasi.
Malah, sebenarmya untuk pekerjaan testing aplikasi ini, yang paling bagus adalah calon usernya sendiri. Karena mereka yang paling tahu apakah sebuah aplikasi yang akan mereka pakai benar-benar akan membantu pekerjaan mereka atau tidak.
Nah, saat ini pekerjaan itu juga dibutuhkan untuk menguji mesin AI. Namun karena AI itu basisnya data, maka ada banyak data yang dibutuhkan. Maka persiapan data adalah salah satu pekerjaan yang dapat diberikan kepada orang lain.
Istilah testing itu mengalami perubahan, yang menurut saya maksudnya tetap sama. Perubahan bahasanya menjadi mentraining atau melatih atau mengajari mesin AI tentang sesuatu yang seharusnya begini dan begitu.
Namun, belum dilakukan dengan baik oleh mesin AI walau sudah diperintahkan melalui coding-coding yang dituliskan para programmer atau ahli terkait lainnya.
Itulah beberapa contoh pekerjaan-pekerjaan "baru" yang ditawarkan ke banyak "ahli" di dunia ini. Berterima kasih pada teknologi internet yang memungkinkan seseorang bekerja remote darimana saja di seluruh dunia.
Dari dulu sampai sekarang, masih tetap sama, ada skil-skill dasar yang harus dimiliki agar tetap up to date di dunia ini. Minimal skill dasar itu dapat menjadi modal untuk mencari uang, kalau belum dapat dikatakan untuk mencari pekerjaan.
Skil-skill dasar itu ternyata meningkat tuntutannya dari waktu ke waktu. Misalkan, saat ini skill bahasa Inggris adalah sesuatu yang penting untuk bisa melakukan pekerjaan remote yang tidak terikat waktu dari perusahaan-perusahaan asing.
Jadi, sebaiknya tetaplah membangun diri sendiri dengan membekali diri dengan skill-skill yang sesuai tuntutan zaman.
Programmer jangan cuma merasa cukup dengan bisa coding saja, penulis jangan cuma merasa cukup dengan kemampuan menulis tanpa kemampuan memverifikasi apakah yang dia tulis adalah pengertian pribadi yang benar atau tidak.
Sales jangan cuma mengandalkan kemampuan bicara saja, karena bicara juga harus yang bermutu.
Selamat mencari pekerjaan, mencari duit, mencari pengalaman, sambil tidak lupa melengkapi diri dengan skill-skill yang bermutu. Supaya tidak perlu pengumuman ke mana-mana kalau sedang desperate cari kerja.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Desperate Cari Kerja atau Cari Duit?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.