Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
2. Air lindi
Air lindi adalah air rembesan yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah organik dalam mengompos.
Air lindi berwarna kuning kecoklatan dan biasa digunakan sebagai pupuk tanaman, dijual dalam kemasan Pupuk Organik Cair (POC), maupun dijadikan sebagai bioaktivator untuk kompos.
Dari penelitian Chusna (2021) pada Jurnal Teknik Lingkungan Universitas Andalas diketahui bahwa penggunaan air lindi sebagai bioaktivator dapat mempercepat proses pematangan kompos.
Untuk menggunakan air lindi sebagai bioaktivator, kamu dapat menyiram atau menyemprotkannya secara langsung ke kompos yang masih dalam proses.
3. EM4
Effective Microorganism 4 (EM4) adalah bioaktivator kimia yang berwarna coklat kehitaman dan beraroma segar.
Cairan ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang dan kini banyak digunakan di Indonesia. Saya sendiri menggunakan EM4 ketika pertama-tama mengompos dulu.
Kamu bisa membeli EM4 di toko-toko pertanian maupun market place dengan harga yang berkisar dari 20 ribu hingga 25 ribu rupiah.
Jika dibandingkan dengan air cucian beras dan air lindi, bisa dibilang EM4 adalah bioaktivator yang paling ideal.
Hal ini dibuktikan dari penelitian Alfis Yusri (2023) di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh yang mengungkapkan bahwa hasil kompos dengan EM4 telah memenuhi standar SNI 19-730-2004, yaitu berwarna kecoklatan dan berbau tanah. Sedangkan kompos yang menggunakan air lindi memiliki sedikit bau busuk.
Selain itu, EM4 juga efektif mempercepat proses pengomposan, seperti yang diteliti Septiani, dkk (2023) pada Prosiding Seminar Nasional Biologi, 2(2), 426–435.
Pengaplikasian EM4 sebagai bioaktivator kompos bisa dengan dua cara.
Pertama, encerkan 10 ml EM4 dengan 1 liter air bersih. Kamu bisa menyemprotkan larutan ini secara langsung ke kompos.
Kedua, buat fermentasi EM4 dengan komposisi 20 ml EM4, 10 gram air gula, dan 1 liter air bersih. Diamkan selama 1 hingga 2 hari, dan aplikasikan pada kompos.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.70 tahun 2011, pemberian bioaktivator sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali.
Namun ini bukanlah patokan wajib. Kamu tetap bisa menyesuaikan pemberian bioaktivator dengan keadaan kompos yang kamu miliki.
Jadi, sudah siap untuk mengompos? :)
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "3 Jenis Bioaktivator Ampuh untuk Mempercepat Proses Pengomposan"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.