Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Dunia pendidikan terus berkembang, maka semestinya peran guru-guru muda diharapkan makin menonjol dengan segala inovasinya.
Mereka hadir sebagai wajah baru di dunia pendidikan menggantikan para senior yang mulai memasuki masa purnabakti.
Keberadaan guru muda membawa harapan besar bagi sekolah dan dunia pendidikan, dengan semangat yang tinggi serta kecakapan teknologi yang lebih mumpuni.
Namun, apakah semua guru muda benar-benar siap mengemban amanah ini?
Ketika berbicara tentang guru muda mungkin banyak yang membayangkan ialah sosok yang energik, penuh ide segar, serta mahir dalam teknologi digital.
Guru muda diharapkan mampu menghadirkan inovasi dalam pembelajaran dengan menciptakan suasana kelas yang lebih interaktif.
Memanfaatkan berbagai platform (daring dan luring) untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Tetapi, ekspektasi tidak selalu sejalan dengan realita di lapangan.
Faktanya, tidak semua guru muda memiliki semangat juang yang tinggi. Ada sebagian dari guru muda yang justru menunjukkan sikap kurang produktif, enggan berinovasi, dan bahkan terkesan pasif dalam mengembangkan kompetensi diri.
Jika hal ini dibiarkan, tentu akan berdampak negatif bagi kemajuan dunia pendidikan.
Beberapa guru muda justru terlihat lebih nyaman berada di zona aman. Mereka hadir di kelas tanpa ada usaha lebih untuk membuat pembelajaran lebih menarik.
Padahal generasi alpha saat ini sangat membutuhkan pendekatan yang lebih kreatif dan inspiratif.
Di sisi lain, ada pula guru muda yang cenderung enggan mengikuti pelatihan. Dengan alasan kesibukan atau kurangnya minat. mereka melewatkan berbagai kesempatan untuk meningkatkan kapasitas diri.
Meskipun banyak pelatihan saat ini bisa diakses dengan mudah secara daring. Namun, tetap saja ada yang memilih untuk tidak berpartisipasi.
Dalam dunia administrasi, guru muda kerap diharapkan menjadi garda terdepan. karena dengan keterampilan teknologi yang lebih baik dibandingkan guru senior. para guru muda sering diminta membantu dalam berbagai urusan administratif.
Sayangnya, ada juga guru muda yang justru memilih menghindar bahkan melimpahkan tugas tersebut kepada rekan sejawatnya (guru muda yang lain) di sekolah tersebut.