Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Teman saya yang jomlo bilang, salah satu pengalaman seru menjadi jomlo saat jalan bareng teman, makan-makan.
Sambil ngobrol tentang kisah-kisah cinta yang seru, menurutnya malah jadi lebih seru karena semua merasa bebas tanpa drama! Jadi, sebenarnya jadi jomlo itu tak selalu buruk, malah bisa jadi pengalaman yang menyenangkan dengan cara yang berbeda.
Bahkan ada seorang teman yang mempertahankan status jomlonya karena suatu keadaan. Ia tidak mau jika orang yang kelak disayangi atau menyayanginya justru akan "direpotkan" dengan kondisinya.
Meski pada akhirnya justru "rahasia jomlonya" itu yang membuat pasangannya memilihnya tanpa keterpaksaan. Dan memaksa ia harus kehilangan status jomlonya.
Mengapa seseorang memilih berstatus masih sendiri, alias jomlo selain masih ingin menyendiri, tentu banyak alasan lain di belakangnya.
Teman saya yang masih jomlo bilang, alasannya karena susah mendapat pasangan yang tepat. Kriterianya mungkin terlalu sempurna. Lainnya, karena memang tidak ada yang mau.
Memilih untuk tetap jomlo memang bisa punya banyak alasan yang berbeda-beda, tergantung pengalaman hidup dan cara pandang masing-masing orang. Kadang kita merasa nyaman dengan status kita, meski kadang hati tetap ada rasa sepi atau ingin ada yang menemani.
Apalagi di bulan Februari yang dirayakan sebagian orang sebagai hari Valentine. Hari ditandai dengan kebiasaan memberikan perhatian, kasih sayang, dan hadiah.
Para jomlo meski sendirian tanpa pasangan juga menikmati saat-saat merayakannya. Dengan berbaur bersama teman atau merayakan sendirian. Seperti teman saya yang belum mendapat pasangan yang sesuai hatinya, akhirnya memilih untuk tak buru-buru menjalin hubungan.
Tetapi, tak sedikit juga karena pengalaman buruk, seperti, kehilangan pasangan di saat-saat penting, atau bahkan patah hati yang dalam. Hal ini bisa membuat seseorang menjadi lebih hati-hati, dan takut kembali jatuh cinta.
Lainnya memilih untuk menjaga jarak dulu, tak mau terjebak dalam rasa yang bisa jadi menyakitkan lagi.
Bisa jadi juga, dia memilih untuk sendiri dulu karena merasa lebih aman. Kadang, "keamanan" itu lebih berharga daripada membuka hati untuk kemungkinan baru yang belum tentu membawa kebahagiaan. Daripada memiliki pasangan tapi justru sering galau.
Teman yang punya pengalaman jomlo dari kuliah sampai akhirnya menikah entah dengan siapa, itu juga bisa jadi refleksi dari rasa bosan terhadap hubungan yang terasa sementara.
Ada kalanya, seseorang merasa lebih nyaman dengan kebebasan dan kesendirian, apalagi kalau sebelumnya banyak pengalaman yang nggak memuaskan. Hati yang sudah "kebal" itu bisa jadi ia merasa hubungan yang dijalani tak memberikan kenyamanan dan rasa aman.
Tapi ada juga yang memilih untuk tetap men-jomlo bukan karena trauma atau takut terluka, melainkan karena mereka sadar betapa pentingnya untuk bisa berdiri sendiri, mandiri, dan menyayangi diri sendiri terlebih dahulu.
Mereka tak mau terjebak dalam hubungan yang kurang sehat atau tak sejalan dengan keinginan dan visi hidup mereka. Dalam hal ini, mereka lebih memilih memilih daripada hanya sekadar menjalin hubungan demi mengisi kekosongan.
Sedangkan di Rusia, faktanya ada 8-11 juta perempuan cantik jomlo. Apakah mereka kesulitan cari pasangan?
Realitasnya ada ketimpangan jumlah porsi laki-laki dan perempuan sehingga membuat mereka kesulitan. Tapi fakta lainnya adalah bahwa sebagian besar mereka tetap hidup bahagia.
Pertemanan, keakraban diantara para perempuan bisa memberikan ruang alternatif bahagian dalam arti sebenarnya, meskipun berada dalam situasi sulit. Utamanya sejak Perang Balkan terus berkecamuk.
Tapi, ada juga yang memilih untuk tidak terlalu serius dalam cinta, karena mereka percaya bahwa terlalu cinta bisa mengarah pada perasaan yang terlalu menuntut, atau bahkan bisa berubah menjadi benci.
Hidup itu penuh dengan pilihan. Ada yang memilih tetap sendiri, ada yang memilih jatuh cinta tanpa takut terluka, dan ada juga yang memilih berhati-hati setelah beberapa kali jatuh dan bangkit. Semua pilihan itu sah-sah saja, selama kita tahu apa yang kita inginkan dan merasa nyaman dengan keputusan kita.
Jadi, sejatinya tak harus risau soal status jomlo atau tidak, karena setiap orang punya perjalanan dan prosesnya sendiri dalam menemukan kebahagiaan.
Jomlo dari Sisi Lain
Dalam banyak ajaran agama, kesendirian atau status jomblo sebenarnya tidak dipandang negatif, malah sering dianggap sebagai pilihan yang lebih bijak jika seseorang merasa belum siap untuk menjalani hubungan yang lebih serius, seperti pernikahan.
Dalam konteks ini, memilih untuk tetap sendiri, selama kita mampu menjaga diri dari godaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama, bisa jadi pilihan yang lebih baik daripada terlibat dalam hubungan yang tidak sehat atau melanggar batasan-batasan.
Jika seseorang merasa belum siap untuk menikah dan takut akan terjebak dalam hubungan yang bisa membawa mereka pada hal-hal yang dilarang agama, maka tetap jomlo atau menunggu sampai siap untuk menikah adalah pilihan yang lebih bijak.
Namun, tentu saja, status jomlo bukan berarti seseorang tidak boleh mencari kebahagiaan atau merasa tidak lengkap. Dalam agama, kebahagiaan sejati tidak hanya berasal dari pasangan, tetapi dari kedekatan dengan Tuhan, kebaikan hati, dan perilaku yang benar. Jadi, jika jomlo menjadi cara untuk menjaga diri dan iman, itu sebenarnya adalah pilihan yang sangat dihargai dalam banyak ajaran agama.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah keikhlasan dalam menjalani hidup sesuai dengan keyakinan kita. Jika merasa jomlo adalah pilihan yang mendekatkan diri pada Tuhan dan menjaga diri dari hal-hal yang dilarang agama, maka itu adalah pilihan yang baik.
Jomlo dan Komitmen
Rasa takut para jomlo juga didasari alasan fenomena pengalaman pernikahan yang pernah dilihatnya, yang berujung masalah Terutama bagi mereka yang pernah menyaksikan atau mengalami sendiri hubungan yang berakhir buruk.
Melihat orang-orang terdekat mengalami perceraian atau permasalahan rumah tangga bisa menimbulkan ketakutan bahwa hal serupa akan terjadi pada diri kita sendiri. Pengalaman ini bisa membuat orang lebih berhati-hati, bahkan memilih menyendiri dn enggan memiliki pasangan dalam waktu dekat.
Dalam pernikahan, kadang-kadang ada perasaan kehilangan kebebasan pribadi. Ada perubahan dalam pola hidup, tanggung jawab, dan hubungan yang membutuhkan komitmen serta pengorbanan.
Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi alasan untuk takut dan ragu, terutama jika mereka terbiasa dengan kehidupan mandiri.
Kadang, kita merasa takut menikah karena tidak yakin apakah pasangan kita adalah orang yang tepat.
Apakah dia akan menjadi pasangan yang baik? Apakah dia bisa menjalani hidup bersama dengan kita dalam jangka panjang, menghadapi segala tantangan yang akan datang? Akhirnya memilih tetap jomlo.
Orang memilih jomlo kini bahkan karena takut terjebak dalam hubungan toksik. Kuatir pada bentuk hubungan yang tidak sehat---baik dari segi emosional, fisik, atau bahkan finansial.
Dalam dunia yang semakin terbuka tentang masalah kekerasan dalam rumah tangga dan hubungan yang penuh manipulasi, wajar saja seseorang merasa takut terjebak dalam situasi yang merugikan.
Semua orang tahu, memilih atau akhirnya memiliki pasangan, bagian dari proses belajar dan beradaptasi. Setiap pasangan pasti akan menghadapi masalah.
Jadi, yang bisa membuat bertahan lama adalah komunikasi, komitmen, dan kesediaan untuk terus bekerja sama, saling mendukung, dan saling memperbaiki diri.
Semua butuh kesiapan mental, emosional, dan spiritual. Jika seseorang merasa belum siap, memang lebih baik untuk menunda atau bahkan memilih untuk tetap single.
Nah, bukan hanya karena takut, tetapi karena ingin memastikan bahwa keputusan itu diambil dengan pertimbangan yang matang.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kesendirian yang Menguatkan, Mengapa Jomlo Tidak Selalu Berarti Sepi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.