Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Apakah Kompasianer pernah dengan istilah terlalu banyak mie instan bisa membuat lama bertahan di perut? Selain itu, apakah percaya bahwa itu bisa bertahan lama di perut hingga berhari-hari?
Berapa banyak dari kita yang meyakini pernyataan tersebut hingga akhirnya mulai membatasi mengonsumsi mi instan?
Ada juga selain mi instan, misal seperti ayam goreng tepung, gorengan atau makanan lain yang berbahan dasar atau mengandung tepung terigu.
Tepungnya itu bisa diam di perut selama 3 hari dan yang menghebohkannya lagi, saya melihat ada seseorang dalam konten videonya menyatakan bahwa bisa menyebabkan kanker.
Wah, kalau ada sebutan kanker, rasanya sudah mengerikan ya, dan bahkan tidak mau lagi mengonsumsinya dengan embel-embel takut kanker. Akhirnya malah bisa menjadi fobia terhadap makanan tepung?
Saya rasa itu malah menjadi hal yang menyebalkan, ketika kita menjadi fobia terhadap sesuatu hanya karena isu yang baru didengar di telinga kita, padahal kita tidak tahu kebenarannya. Hingga akhirnya jika ditanya "sumbernya dari mana?" jawabannya "percaya aja sama saya". Super sekali jawabannya, hahaha.
Memang isu semacam ini sudah sangat lama dan sudah terbukti tidak benar. Tetapi herannya ketika ada orang lain yang mengangkat kembali pernyataan tersebut, mengherankannya malah ada yang percaya dengan hal tersebut.
Saya tidak tahu apakah komentar-komentar orang yang percaya tersebut memang beneran percaya atau hanya komentar bayaran supaya rating kontennya naik ke permukaan, atau istilah kerennya "fyp (for your page)".
Mengapa informasi tersebut tidak benar? Berikut ini penjelasan ilmiahnya, mengapa isu tersebut adalah mitos!
Sistem pencernaan manusia dirancang untuk mengolah berbagai jenis makanan, termasuk tepung terigu, dengan cukup efisien. Prosesnya dimulai sejak makanan masuk ke mulut dan berlanjut melalui saluran pencernaan:
1. Di Mulut: Enzim amilase dalam air liur mulai memecah karbohidrat kompleks dalam tepung menjadi gula yang lebih sederhana.
2. Di Lambung: Asam lambung dan enzim pencernaan lainnya melanjutkan pemecahan nutrisi.
3. Di Usus Halus: Enzim pankreas seperti amilase, maltase, dan sukrase mengubah karbohidrat yang lebih kompleks menjadi glukosa yang kemudian diserap ke dalam aliran darah.
4. Di Usus Besar: Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna, seperti serat, akan difermentasi oleh bakteri usus sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
Berdasarkan proses ini, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa tepung terigu atau makanan berbasis tepung dapat mengendap dalam tubuh selama berhari-hari tanpa dicerna.