Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djulianto Susantio
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Djulianto Susantio adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Cerita Pengorbanan Pengurus RT yang Perlu Kamu Ketahui

Kompas.com - 23/02/2025, 15:06 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Jika ada sebuah wadah pengurusan yang lebih dekat dengan masyarakat adalah pengurus RT (Rukut Tetangga). Tetapi, tahukah kamu bagaimana sebenarnya mereka bertugas?

Sejak pertengahan Desember 2023 saya diminta Pak RT untuk menjadi bendahara, menggantikan bendahara sebelumnya yang mengundurkan diri.

Saya kurang tahu sebab pengunduran diri beliau, mungkin karena sering 'dikuliahi' oleh sekretariat RW.

Saya sebenarnya menolak, karena saya tidak memiliki pengetahuan tentang hitung-menghitung dan program Excel. Bahkan tidak memiliki m-banking. 

Kelihatan jadul yah. Maklum sejak 1980-an saya terbiasa menulis artikel untuk media cetak, pameran temporer museum, buku, dan publikasi lain. Pokoknya tulis-menulislah kebisaan saya sampai saat ini.

Tapi karena tidak ada yang mau, yah terpaksa saya menjadi 'Menteri Keuangan'. Toh hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran, pikir saya. Setiap bulan saya harus setor ke RW untuk iuran rumah dan iuran ruko.

Biasanya saya setor iuran rumah setiap tanggal 10 dan setor iuran ruko setiap tanggal 20. Itu pun bukan harga mati. Kalau ada kegiatan di dalam kota atau luar kota 1 atau 2 hari, biasanya agak molor dikit saya setor iuran. Ini karena saya lebih mementingkan mencari nafkah. 

Rugi Finansial

Kalau ada kegiatan sekitar tanggal 10 atau 20 selama beberapa hari, biasanya saya tolak.

Tahun lalu ada tiga kegiatan yang saya tolak, yah itu karena tersandera oleh waktu setor iuran ke RW. Bayangkan berapa banyak saya rugi waktu dan rugi finansial.

Padahal sebagai bendahara saya tidak memperoleh gaji atau honorarium. Cuma saya dibebaskan dari iuran rumah yang besarnya Rp 325.000 sebulan. Ibaratnya gaji guru honorer deh.

Selain itu saya pernah mendapatkan jatah beras 10 kg sebagai warga pengganti. Mungkin karena warga tersebut dinilai mampu secara finansial, maka jatahnya diberikan kepada warga lain.

Memang ada dana dari kelurahan sebesar Rp 2 juta sebulan. Nah itu urusan Pak RT karena urus iuran warga saja saya sudah pusing. Dana itu pernah dipakai untuk pengaspalan jalan. Sebagai pengurus RT banyak juga pengorbanan. Pengurus RT terdiri atas ketua, sekretaris, dan bendahara.

Terus terang pekerjaan bendahara tidak hanya mencatat. Saya harus menuliskan jumlah iuran setiap warga atau ruko pada kartu kuning.

Setelah kartu kuning kembali, saya mencatat tanggal bayar berikut paraf bendahara. Surat tanda terima diberikan kepada warga yang sudah membayar. Itu belum selesai, saya masih mencatat mereka yang sudah membayar pada buku. Ini sebagai arsip RT.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau