Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Gaya hidup berkelanjutan alias Sustainable Living kini semakin populer. Kesadaran akan perubahan iklim, polusi plastik, dan eksploitasi sumber daya alam mendorong banyak orang untuk beralih ke pola hidup yang lebih ramah lingkungan.
Mulai dari penggunaan produk berbahan alami, pengurangan limbah, hingga memilih transportasi yang lebih hijau, berbagai aspek kehidupan kini mulai disesuaikan demi mengurangi dampak negatif terhadap bumi.
Tren ini semakin diperkuat oleh media sosial, di mana banyak influencer dan brand mempromosikan gaya hidup berkelanjutan sebagai sesuatu yang modern dan keren. Dari kemasan eco-friendly hingga pakaian berbasis daur ulang, produk-produk hijau kini banyak beredar di pasaran dengan label "sustainable."
Namun, di balik meningkatnya popularitas ini, muncul pertanyaan: apakah gaya hidup berkelanjutan benar-benar didorong oleh kesadaran akan lingkungan, atau hanya menjadi tren konsumtif yang mengikuti arus pasar?
Mengenal Gaya Hidup Berkelanjutan
Gaya hidup berkelanjutan adalah pola hidup yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. Ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari cara kita berbelanja, mengonsumsi makanan, menggunakan energi, hingga memilih transportasi.
Prinsip dasarnya adalah memanfaatkan sumber daya dengan bijak, mengurangi limbah, dan mendukung praktik yang lebih ramah lingkungan.
Dalam praktiknya, gaya hidup ini dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih produk yang tahan lama, menghemat air dan listrik, serta mengutamakan barang-barang yang diproduksi secara etis.
Tidak hanya itu, pola makan juga menjadi bagian penting dalam keberlanjutan, di mana semakin banyak orang yang beralih ke makanan berbasis nabati atau memilih produk lokal untuk mengurangi jejak karbon dari rantai distribusi yang panjang.
Kesadaran akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan semakin meningkat seiring dengan maraknya isu lingkungan, seperti perubahan iklim dan pencemaran.
Namun, di tengah popularitasnya, muncul tantangan dalam membedakan mana yang benar-benar didasarkan pada kesadaran dan mana yang hanya sekadar mengikuti tren.
Banyak perusahaan mulai memasarkan produk mereka dengan label ramah lingkungan, tetapi tidak semuanya benar-benar berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan.
Kesadaran atau Sekadar Tren?
Tidak bisa dipungkiri, gaya hidup berkelanjutan kini juga menjadi bagian dari gaya hidup modern yang menarik perhatian banyak orang, terutama di media sosial.
Berbagai kampanye tentang keberlanjutan semakin sering muncul, didukung oleh influencer, selebritas, hingga merek-merek besar yang mempromosikan produk ramah lingkungan.