Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Septian Ananggadipa
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Septian Ananggadipa adalah seorang yang berprofesi sebagai Auditor. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Danantara, Pertaruhan Masa Depan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 25/02/2025, 11:31 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pada forum World Government Summit 2025 di Dubai, pemerintah Indonesia mengumumkan pembentukan Danantara, lembaga pengelola investasi yang akan mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS atau sekitar 14,5 kuadriliun rupiah.

Pernyataan tersebut sontak menarik banyak perhatian baik di dalam negeri maupun dunia internasional.

Bagaimana tidak, dengan jumlah aset kelolaan yang jumbo tersebut, Danantara akan masuk ke jajaran sepuluh besar Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia.

SWF merupakan lembaga yang dibentuk untuk mengelola aset atau kekayaan negara dan menginvestasikannya untuk memperoleh keuntungan.

Beberapa SWF yang terkemuka di dunia antara lain Norway Government Pension Fund Global, Temasek Holdings, dan China Investment Corporation.

Sebenarnya SWF bukan hal baru di Indonesia, di awal tahun 2021 lalu Pemerintahan Presiden Jokowi mendirikan Indonesia Investment Authority (INA), yang hingga saat ini mengelola aset sekitar 163 triliun rupiah. 

Kini di awal tahun 2025, Presiden Prabowo mengumumkan pembentukan Danantara yang juga berfungsi sebagai SWF negara Indonesia. Berdasarkan pernyataan Kepala Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad, nantinya INA akan dikonsolidasikan ke Danantara.

Lantas, apa perbedaan INA dan Danantara?

Secara fungsi, sebenarnya INA dan Danantara punya fungsi yang hampir sama, sebagai pengelola aset dan investasi negara.

Perbedaan mendasarnya adalah Danantara, selain berfungsi sebagai SWF, juga berperan sebagai superholding yang mengkonsolidasikan kepemilikan pemerintah di berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Jadi, dengan begitu, Danantara, yang didirikan berdasarkan landasan hukum Perubahan Ketiga atas Undang-Undang BUMN, akan memiliki kewenangan dalam mengelola deviden dan optimalisasi aset-aset BUMN.

Di tahap awal, akan dilakukan pengalihan pengelolaan dan kepemilikan saham tujuh BUMN besar dari Kementerian BUMN serta Kementerian Keuangan ke Danantara.

Perusahaan-perusahaan ini meliputi Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Semuanya merupakan BUMN yang memiliki kinerja cemerlang dan berperan vital dalam perekonomian Indonesia, menjadikan Danantara memiliki wewenang dan tanggung jawab yang luar biasa besar.

Pertaruhan Masa Depan

Danantara, merupakan akronim dari Daya Anagata Nusantara, yang berarti kekuatan masa depan Indonesia.

Pembentukan Badan Pengelola Investasi ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo.

Selama sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu tertahan di angka 5%. Sedangkan untuk mencapai pertumbuhan ambisius 8%, jelas negara ini butuh sebuah terobosan yang tidak biasa-biasa saja.

Komponen pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah (government spending), dan ekspor di kurangi impor.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kata Netizen
Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Kata Netizen
Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kata Netizen
Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Kata Netizen
Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Kata Netizen
Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Kata Netizen
'Mindful Eating' di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

"Mindful Eating" di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

Kata Netizen
Apakah Nasi yang Menguning Aman untuk Dikonsumsi?

Apakah Nasi yang Menguning Aman untuk Dikonsumsi?

Kata Netizen
Swasembada Pangan dalam Pemerintahan Prabowo

Swasembada Pangan dalam Pemerintahan Prabowo

Kata Netizen
Self Healing dan Ketenangan Batin yang Didapat dari Berpuasa

Self Healing dan Ketenangan Batin yang Didapat dari Berpuasa

Kata Netizen
Resep Takjil Berbahan Kurma, Enak dan Menyegarkan

Resep Takjil Berbahan Kurma, Enak dan Menyegarkan

Kata Netizen
Gara-gara Ditagih Parkir Liar, Jadi Lebih Sering Jalan Kaki

Gara-gara Ditagih Parkir Liar, Jadi Lebih Sering Jalan Kaki

Kata Netizen
'Mindfulness' dan 'Mindset Growth' untuk Ibu Muda Jalani Puasa

"Mindfulness" dan "Mindset Growth" untuk Ibu Muda Jalani Puasa

Kata Netizen
Rabu Abu, Puasa Katolik, dan Penyangkalan Diri

Rabu Abu, Puasa Katolik, dan Penyangkalan Diri

Kata Netizen
Apa yang Sekolah Bisa Siapkan tentang Format Baru Ujian Nasional?

Apa yang Sekolah Bisa Siapkan tentang Format Baru Ujian Nasional?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau