Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Widi Kurniawan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Widi Kurniawan adalah seorang yang berprofesi sebagai Human Resources. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Semangkuk Soto Ayam yang Dirundukan di Jogja

Kompas.com - 27/02/2025, 13:02 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Tapi, kini saatnya bangkit dan membayar.

Uniknya, di warung itu ada dua tujuan pembayaran. Untuk lauk mendoan dan minuman, pengunjung mesti membayar di lapak yang berada di dalam bagian ujung warung. Bayarlah ke mbak-mbak yang menggawangi mendoan dan minuman.

Sedangkan untuk pembayaran soto dan lauk sate, bisa ke mas-mas yang melayani di area gerobak soto. Hebatnya, semua pembayaran diharapkan nontunai menggunakan QRIS.

"Mas, saya nggak ada kembalian, bayar aja pakai kiris," ujar mbak di sektor mendoan dan minuman.

"Wah, saya nggak ada Mbak, mosok bayar segitu pakai kiris?" ucap Mas di depan saya.

"Oh yo wes, besok aja kalau gitu Mas, nggak papa..."

Percakapan itu terasa Jogja banget, kalau nggak cukup bawa uang sekarang bisa kembali lagi besok. Menandakan keramahan orang Jogja.

Namun, yang bikin salut di sini adalah konsistensi warung UMKM seperti itu dalam menggunakan QRIS atau kiris.

"Berapa Mbak, mendoan dua sama teh panas manis satu?" tanya saya.

"Tujuh ribu Mas, pakai kiris aja ya..."

 Ya, bahkan untuk nominal tujuh ribu saja warung itu merasa lebih nyaman menerima pembayaran nontunai pakai QRIS.

Beralih untuk pembayaran soto dan sate, total saya harus membayar 18 ribu rupiah. Lagi-lagi QRIS menjadi cara efektif untuk pembayaran. Sat-set tinggal tunjukkan layar hape ke penjualnya.

Tentu tidak semata sistem pembayaran nontunai lewat QRIS yang memberikan manfaat bagi pedagang seperti mereka, karena pemasukan bisa terekam secara rapi. Lebih dari itu ada sisi manfaat lain yang dirasakan lebih nyaman bagi pedagang maupun pembeli.

Warung itu tidak memiliki meja kasir tersendiri, artinya penjual yang melayani makanan atau minuman juga nyambi sebagai kasir. Tentu jika menggunakan transaksi konvensional, memakai uang kertas, setidaknya bakal mengganggu dan kurang higienis.

Bayangkan, mereka memegang makanan dan sekaligus bergantian memegang uang dari pembeli. Tentu bakal merusak romansa kenikmatan dari sajian yang telah dinikmati.

Maka, pembayaran nontunai dan QRIS menjadi pilihan terbaik. Salut untuk warung soto ayam Pak Dalbe yang meskipun memiliki reputasi legendaris tapi tidak alergi menerapkan kemajuan teknologi pembayaran secara nontunai.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Sepotong Rindu dalam Seporsi Soto Ayam yang Dibayar Nontunai"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau