Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Belum termasuk biaya notaris, pajak, dan pengeluaran tambahan lainnya.
Dari segi likuiditas, properti bukanlah aset yang mudah dicairkan. Menjual rumah atau tanah tidak bisa instan seperti menjual emas. Butuh waktu dan strategi, serta kondisi pasar yang mendukung agar bisa mendapatkan harga terbaik.
Selain itu, ada risiko dari sisi penyewa, seperti keterlambatan bayar, kerusakan unit, atau masa kosong saat properti tidak terisi.
Tak kalah penting, pemilik properti juga harus memikirkan biaya perawatan dan kewajiban pajak tahunan.
Bangunan yang dibiarkan kosong dan tidak dirawat bisa menurun nilainya. Sementara itu, perubahan regulasi pemerintah atau kondisi lingkungan sekitar juga bisa memengaruhi nilai investasi properti secara signifikan.
2. Reksa Dana
Reksa dana adalah salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula karena praktis dan dikelola oleh manajer investasi.
Jika menggunakan reksa dana, dana kita akan dikumpulkan bersama dana investor lain, lalu diinvestasikan ke berbagai instrumen tergantung jenis reksa dananya.
Jenis-jenis Reksadana antara lain, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dimana dana diinvestasikan di deposito dan obligasi jangka pendek.
Lalu Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), dana mayoritas diinvestasikan ke obligasi. Kedua Reksa Dana diatas memiliki risiko rendah, cocok buat pemula.
Lalu ada Reksa Dana Campuran yaitu kombinasi saham, obligasi, dan pasar uang. Dan terakhir Reksa Dana Saham yang fokus ke saham, potensi cuan bisa lebih besar, tapi juga lebih fluktuatif.
Kelebihan reksa dana adalah kita tidak perlu pusing memantau pasar setiap hari. Manajer investasi yang akan mengatur strategi agar dana berkembang, kita tinggal membayar fee yang harus dibayarkan kepada manajer investasi.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan, lembaga keuangan, atau pemerintah kepada investor.
Saat kita membeli obligasi, artinya kita sedang meminjamkan uang kepada pihak penerbit, dan sebagai gantinya kita akan menerima bunga (kupon) rutin secara berkala dan pengembalian uang pokok saat sudah jatuh tempo.
Ada dua jenis Obligasi yaitu Obligasi Korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta atau BUMN biasanya menawarkan kupon lebih besar.
Obligasi Pemerintah yang diterbitkan oleh negara untuk membiayai anggaran dan pembangunan.
Contohnya, ORI (Obligasi Ritel Indonesia), SBR (Savings Bond Ritel), FR (Fixed Rate) dan Sukuk Ritel (obligasi berbasis syariah). Kelebihannya sangat aman karena dijamin negara namun return-nya biasanya lebih rendah dibanding obligasi korporasi.
4. Bank Digital
Bank digital kadang memberikan bunga simpanan yang lebih tinggi dibanding bank konvensional, dan semua prosesnya bisa dilakukan lewat aplikasi tanpa harus datang ke kantor cabang.
Hal ini karena bank digital tidak punya biaya operasional besar seperti kantor fisik. Namun tetap berizin resmi dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Selain itu, dana yang disimpan di bank digital tetap dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank, selama memenuhi syarat. Jika melebihi suku bunga standart LPS, simpanan tidak dijamin oleh LPS.
5. Saham Lokal dan Saham US
Investasi saham adalah kegiatan membeli saham atau kepemilikan atas suatu perusahaan yang go public atau sudah tercatat di bursa efek. Contoh saham lokal seperti BRI, PANI, BCA, Telkom dsb