Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rania Wahyono
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Rania Wahyono adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kompas.com - 28/04/2025, 13:27 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Saham memiliki potensi imbal hasil yang tinggi dibanding instrumen investasi lainnya, apalagi untuk jangka panjang.

Saham perusahaan besar yang tumbuh terus bisa memberikan keuntungan berlipat ganda dalam beberapa tahun.

Sebagai pemilik saham, kita bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual saham (capital gain). Misalnya beli saham di harga Rp3.000, lalu dijual saat harganya naik jadi Rp4.000, maka kita mendapat untung Rp1.000 per lembar. 

Selain itu juga akan mendapatkan Dividen atau pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham.

Meskipun tidak semua perusahaan membagikan dividen, tapi perusahaan yang sehat dan stabil biasanya rutin membagikannya.

Jika mau eksplor lebih jauh, sekarang juga banyak investor yang mulai tertarik di pasar saham Amerika(US). Saya sendiri lebih suka investasi di Saham US dibandingkan saham lokal terutama untuk jangka panjang.

Kenapa saham US menarik? Banyak perusahaan raksasa di bidang teknologi, finance, energi, media sampai ETF. Misalnya Apple, Tesla, Google, Microsoft, QQQ, S&P 500 dan berbagai perusahaan global yang produknya kita pakai setiap hari.

Market Cap-nya jauh lebih besar di bandingkan saham lokal begitu juga dengan indeks sahamnya.

Kalau kita baru mulai dan ingin belajar dari pasar dalam negeri, saham Indonesia bisa jadi pilihan awal yang bagus.

Tetapi kalau mau tujuan jangka panjang, lebih ingin eksposur ke perusahaan global dan ekonomi dunia, maka saham AS layak dipertimbangkan sebagai diversifikasi.

6. Cryptocurrency

Cryptocurrency adalah aset digital berbasis teknologi blockchain yang bisa digunakan sebagai penyimpan nilai dan instrumen investasi. Jenis yang paling terkenal tentu saja Bitcoin (BTC), disusul oleh Ethereum (ETH), Binance (BNB), Solana (SOL), dan banyak lagi yang dikenal dengan altcoin.

Kripto berbeda dari uang biasa karena tidak dikeluarkan oleh bank sentral atau pemerintah. Transaksinya dilakukan secara desentralisasi dan dicatat dalam sistem blockchain yang transparan dan sulit dimanipulasi.

Kripto jadi populer karena potensi keuntungannya besar dan cepat karena volatilitas-nya sangat tinggi. Harga bisa naik atau turun ratusan persen hanya dalam hitungan jam. Tidak semua orang cocok dengan kripto.

Kalau kita belum siap mental melihat harga naik-turun tajam atau belum paham cara kerjanya, lebih baik belajar dulu dan masuk dengan nominal kecil.

*****

Berinvestasi adalah cara paling efektif untuk melindungi nilai uang dari gerusan inflasi, merancang masa depan, sekaligus membuka jalan menuju kemandirian finansial dengan tidak bergantung pada satu sumber penghasilan saja.

Kita bisa membuat uang bekerja untuk kita, bukan kita yang terus bekerja untuk uang.

Jangan cuma ikut tren sampai terjebak FOMO karena ikut-ikutan, tapi pahami tujuan kita berinvestasi. Tiap instrumen punya kelebihan dan kekurangannya.

Jadi yang penting, sesuaikan dengan tujuan investasi, profil risiko dan pastinya, kemampuan keuangan kita.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ini Alasan Kenapa Kita Harus Mulai Investasi dan Beberapa Instrumen Pilihannya"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau