Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Gambarnya bagus, barangnya mulus, tapi kok harganya bisa semurah itu? "Ini ori, min?" tanya saya pada admin di marketplace.
Dengan nada "tegas" tapi terasa kurang enak, orang di sebelah sana menjawab,"Kami tidak menjual barang palsu!"
Hanya saja, barang serupa dengan merk yang sama, di toko fisiknya yang pernah saya lihat, harganya berlipat-lipat daripada harga di toko online ini.
Saya pikir, mungkin mereka membeli dari toko aslinya dalam jumlah banyak. Karena memang toko itu menawarkan harga lebih murah untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Atau mungkin barang produksi asli yang cacat?
Saya cek lagi review barang dan toko mulai dari bintang 1 sampai 3. Kalau bintang 4 dan 5, rasanya tidak perlu saya cek, karena itu berarti review "bagus". Secara persentase reviewnya memang ok dari sekian banyak barang yang terjual.
Ketika ditanya, adminnya kurang ramah dan seperti pasang tameng, padahal tidak diserang. Juga ada kesan seperti membuat calon pembeli enggan melanjutkan bertanya.
Padahal, sebagai pembeli, saya hanya ingin meyakinkan diri bahwa saya akan membeli barang yang benar.
Akhirnya saya memutuskan membeli barang tersebut karena memang perlu. Apalagi harganya cukup murah dibandingkan harga yang saya lihat di toko.
Ketika barang sampai, barangnya memang mirip dengan yang saya lihat di toko. Tetapi saya tahu, itu bukan barang asli. Sekalipun merk barang terpampang jelas pada barang itu, sama dengan merk aslinya.
Saya pun memberikan komentar pada toko mereka dan menyatakan barang bukan asli walau nyaris sama persis. Dan jawabannya adalah, "Kalau yang asli, mana ada harga segini?!"
Iseng saya cek lagi deskripsinya: ternyata mereka memasang tulisan "101% asli". Berarti bukan asli, karena kalau asli hanya 100% saja. Tidak lebih tidak kurang.
Lain waktu, di marketplace yang lain, saya membeli sebuah barang yang disebut-sebut bermerk "ABCD".
Ketika brand itu saya googling, ternyata brand itu tidak dijual di Indonesia. Tapi koq bisa ada di marketplace? Secara gambar dan deskripsi juga sama.
Ketika barang sampai, ternyata barangnya memang mirip tetapi tidak ada label merk yang disebutkan dalam deskripsi. Padahal katanya merknya ABCD. Ketika saya konfirmasi kepada penjual, mereka tidak menjawab.
Baru-baru ini, saya juga mencari sparepart alat rumah tangga, karena sparepart lama rusak. Konon katanya di marketplace segala ada.