Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mutia Ramadhani
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Mutia Ramadhani adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sudahi Guru dan Murid (Saling) Bikin Konten...

Kompas.com - 29/09/2025, 10:33 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Masihkah ruang kelas menjadi tempat belajar yang aman, atau kini berubah menjadi panggung konten?

Sampai kapan kita membiarkan murid dan guru saling merekam, diunggah di media sosial sebagai konten dan tanpa batas?

Di era media sosial, hampir setiap momen terasa ingin diabadikan. Dari hal remeh seperti kucing takut timun, hingga peristiwa serius seperti kecelakaan di jalan raya.

Budaya ini pun merambah ke sekolah. Ruang kelas yang seharusnya menjadi tempat belajar, kini kerap menjelma panggung konten.

Video murid dipermalukan, guru yang marah besar direkam diam-diam, atau kasus bullying yang kemudian viral—pemandangan ini makin sering kita jumpai.

Awalnya mungkin dianggap “seru” dan lucu, tetapi lama-lama kita terbiasa menontonnya. Seolah-olah hal itu normal.

Padahal, setiap kali ada yang menekan tombol “rekam” di ruang kelas, ada perasaan, reputasi, bahkan masa depan anak-anak yang dipertaruhkan.

Fenomena Normalisasi Video di Sekolah

Kini konten yang merekam kehidupan sekolah seolah tak ada habisnya. Video murid ribut diunggah ke TikTok, video guru kehilangan kesabaran tersebar di Instagram, hingga video murid di-bully beredar luas di grup WhatsApp.

Komentar yang muncul pun beragam: “Biar guru kapok,” “Seru kan, bisa viral,” atau “Namanya juga anak-anak sekarang.” Inilah yang disebut normalisasi—sesuatu yang salah, tetapi karena sering terjadi dan ditonton, lama-lama dianggap biasa.

Dampak yang Tidak Sederhana

Untuk Murid

Bayangkan seorang murid kelas 7 salah menjawab soal. Temannya iseng merekam, lalu videonya diunggah dengan caption yang mempermalukan.

Dalam hitungan jam, ratusan komentar menghujani. Nama anak itu terikat dengan satu kesalahan kecil yang kini tersebar luas.

Inilah trauma digital—berbeda dengan ejekan di kelas yang hilang seiring waktu, jejak digital bisa bertahan bertahun-tahun.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Jalan-jalan ke IIBF 2025, Dapat Apa Ya?
Jalan-jalan ke IIBF 2025, Dapat Apa Ya?
Kata Netizen
Berteman dengan Mantan, Kenapa Tidak?
Berteman dengan Mantan, Kenapa Tidak?
Kata Netizen
Ingatan Ibu Memudar, Kisah Merawat Penuh Kasih
Ingatan Ibu Memudar, Kisah Merawat Penuh Kasih
Kata Netizen
Cilincing Menuju Ekonomi Sirkular dari Limbah Cangkang Kerang
Cilincing Menuju Ekonomi Sirkular dari Limbah Cangkang Kerang
Kata Netizen
Lamandau, Menyapa Pesona Alam dan Budaya Dayak di Bumi Bahaum Bakuba
Lamandau, Menyapa Pesona Alam dan Budaya Dayak di Bumi Bahaum Bakuba
Kata Netizen
Dari Niat Mulia ke Aksi Nyata, Mencari Format Ideal MBG
Dari Niat Mulia ke Aksi Nyata, Mencari Format Ideal MBG
Kata Netizen
Sebenarnya Apa Tugas Orangtua ketika Anak Kerjakan PR?
Sebenarnya Apa Tugas Orangtua ketika Anak Kerjakan PR?
Kata Netizen
Tak Perlu Mutung Jika Belum Bertemu Jodoh
Tak Perlu Mutung Jika Belum Bertemu Jodoh
Kata Netizen
Sudahi Guru dan Murid (Saling) Bikin Konten...
Sudahi Guru dan Murid (Saling) Bikin Konten...
Kata Netizen
Pasar Way Halim, SNI-nya Pasar Tradisional
Pasar Way Halim, SNI-nya Pasar Tradisional
Kata Netizen
Mengenang Masa-masa Jadi Pustakawan ketika Masih SMP
Mengenang Masa-masa Jadi Pustakawan ketika Masih SMP
Kata Netizen
Tren Foto Bareng Idola Pakai AI, Apa yang Dicari?
Tren Foto Bareng Idola Pakai AI, Apa yang Dicari?
Kata Netizen
Bagaimana Membuat dan Merawat Perpustakaan Mini di Rumah?
Bagaimana Membuat dan Merawat Perpustakaan Mini di Rumah?
Kata Netizen
Jika Siskamling Lewat Balai Warga Diaktifkan, Siapkah Lingkunganmu?
Jika Siskamling Lewat Balai Warga Diaktifkan, Siapkah Lingkunganmu?
Kata Netizen
Ironi Pekerja Loyal, Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Ironi Pekerja Loyal, Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau