Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ada yang tahu bagaimana caranya menjaga semangat membaca di tengah gempuran gawai dan media sosial yang serba cepat?
Mari simak yang telah dilakukan Perpustakaan Umum Sidoarjo guna menjaga literasi masyarakat.
Terletak di Jalan Jaksa Agung R. Suprapto No. 5, gedung perpustakaan ini berdiri satu atap dengan Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sidoarjo.
Meskipun berada di area perkantoran, suasananya jauh dari kesan kaku. Justru terasa ramah dan terbuka bagi siapa pun yang ingin menambah pengetahuan, mencari inspirasi, atau sekadar menikmati waktu tenang di antara tumpukan buku.
Ruang Nyaman untuk Semua Usia
Begitu memasuki lobi utama, pengunjung akan diarahkan ke lantai dua—ruang baca utama sekaligus pusat koleksi buku.
Di dekat tangga tersedia loker untuk menitipkan tas, sementara suasana ruangan yang ber-AC dan dilengkapi WiFi membuat siapa pun betah berlama-lama membaca.
Perpustakaan ini juga memikirkan pengunjung anak-anak. Di lantai bawah tersedia area baca khusus anak yang dilengkapi taman bermain kecil di halaman tengah—lengkap dengan ayunan dan perosotan.
Tak heran, setiap akhir pekan, terutama hari Minggu, perpustakaan selalu ramai oleh keluarga yang datang bersama anak-anak mereka.
Bagi warga Sidoarjo, layanan di perpustakaan ini benar-benar memanjakan. Pengunjung dapat meminjam hingga tiga buku dengan masa pinjam tujuh hari dan bisa diperpanjang.
Sementara itu, bagi pengunjung dari luar daerah, meski tidak bisa meminjam buku, mereka tetap dapat menikmati fasilitas membaca di tempat.
Lebih dari Sekadar Tempat Membaca
Perpustakaan Sidoarjo bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga pusat kegiatan literasi dan edukasi.
Setiap Minggu pagi, ada program nonton bareng di studio mini perpustakaan yang menayangkan film bertema pendidikan, budaya lokal, serta potensi wisata dan UMKM Sidoarjo.
Kegiatan semacam ini juga bisa diikuti oleh sekolah atau lembaga pendidikan yang telah menjadwalkan kunjungan sebelumnya.
Salah satu acara di Februari 2025, penulis berkesempatan memaparkan budaya lokal bertema “Manfaat Kupang dan Tradisi Pengolahan Kupang Sidoarjo” kepada para siswa SMPN 5 Sidoarjo.
Selain itu, perpustakaan rutin mengadakan Acara Literasi seperti diskusi, workshop menulis, dan pelatihan peningkatan minat baca.
Informasi kegiatan biasanya dibagikan melalui media sosial resmi mereka, baik di Facebook maupun Instagram.
Digitalisasi dan Pelayanan Ramah
Seiring perkembangan teknologi, Perpustakaan Sidoarjo kini juga menghadirkan sistem digitalisasi untuk memudahkan pengunjung mencari koleksi.
Melalui katalog digital, pengunjung bisa langsung menelusuri judul dan nama pengarang sebelum mengambil buku di rak.
Pelayanan para staf pun dikenal ramah dan informatif. Tak heran jika pengunjungnya didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa yang datang untuk membaca, mengerjakan tugas, atau sekadar mencari suasana tenang.
Bangku-bangku yang dilengkapi stop contact serta jaringan internet gratis menjadi nilai tambah tersendiri.
Menjaga Kearifan Lokal Lewat Literasi
Selain fokus pada layanan baca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sidoarjo juga aktif menjaga kearifan lokal.
Sejak 2023, mereka rutin mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Kearifan Lokal, yang mengajak masyarakat menulis tentang budaya dan sejarah daerahnya.
Dalam kegiatan yang digelar pada November 2024 di Kota Batu, sebanyak 60 peserta—terdiri dari pemustaka dan warga Buduran—mengikuti pelatihan tersebut.
Hadir pula tiga narasumber, di antaranya Dra. Hj. Ainun Jariyah dari DPRD Sidoarjo yang menekankan pentingnya melestarikan budaya daerah:
“Sidoarjo memiliki banyak kearifan lokal yang harus dijaga. Anak cucu kita nanti harus tahu keindahan kotanya sendiri,” katanya.
Senada dengan itu, penulis Sidoarjo Eko Setyo Budi mengingatkan bahwa tulisan adalah cara terbaik untuk mengabadikan warisan budaya.
“Hal yang paling abadi adalah tulisan. Mari kita bersama-sama menulis kearifan lokal agar tidak hilang ditelan waktu.”
Kegiatan literasi semacam ini tidak hanya menumbuhkan semangat menulis, tetapi juga memperkuat identitas masyarakat Sidoarjo sebagai penjaga pengetahuan lokal.
Literasi sebagai Napas Kota
Perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi jendela bagi masyarakat untuk terus belajar dan berkembang.
Melalui berbagai programnya, Perpustakaan Umum Sidoarjo berhasil menghadirkan ruang yang inklusif, edukatif, dan menginspirasi.
Dengan perpaduan antara teknologi, kegiatan budaya, dan semangat pelayanan publik, Sidoarjo perlahan membuktikan bahwa literasi bisa menjadi napas bagi kemajuan daerah. Salam literasi.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Perpustakaan Sidoarjo, Penjaga Literasi dan Pengembangannya untuk Masyarakat"
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarangArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya