Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Melina
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Melina adalah seorang yang berprofesi sebagai Mahasiswa. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Cari Tahu Pola "Diet Belajar" yang Cocok Untukmu!

Kompas.com - 04/01/2023, 19:49 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sebagai seorang mahasiswa, saya meyakini bahwa belajar itu ibarat sedang makan. Seseorang tidak akan bisa langsung makan dalam jumlah besar karena pasti akan kekenyangan.

Ditambah lagi, dengan makan dalam jumlah banyak namun hanya sekali saja, tidak akan bisa membuat kenyang selama sehari, dua hari, seminggu, atau sebulan.

Oleh karena keterbatasan itu, seseorang perlu mengatur pola makan dengan cara diet.

Tak jauh beda dengan makan, belajar pun juga demikian. Seseorang pasti akan merasa jenuh bila ia menerapkan Sistem Kebut Semalam (SKS) dalam belajar.

Selain itu, jika belajar hanya dilakukan sekali saja tanpa mengulang terus-menerus, maka seseorang akan cepat lupa dengan materi yang ia pelajari.

Oleh karenanya, layaknya makan, dalam belajar pun perlu mengatur pola dengan "diet belajar".

Namun perlu diingat, dalam menerapkan pola diet belajar ini harus sesuai dengan kebutuhan kita. Pola diet belajar setiap orang tidak akan sama dan cara diet satu belum tentu cocok jika diterapkan oleh orang lain.

Mengapa menerapkan diet belajar yang sesuai itu penting? Sebab, dengan menerapkan pola diet belajar yang sesuai akan membuat aktivitas belajar menjadi lebih efektif, efisien, dan memberikan hasil yang maksimal. Atau dengan kata lain, akan membuat nilai kita menjadi lebih bagus.

Biasanya, orang yang pintar adalah orang yang mampu memahami dirinya sendiri dan mampu menyusun pola diet belajar berdasarkan kemampuan mereka.

Tak jarang saya menemukan seseorang yang terlihat santai dan jarang belajar justru selalu mendapat nilai yang bagus dan maksimak.

Ketika melihat orang seperti itu kita pasti lantas mudah untuk iri dan bertanya-tanya bagaimana bisa seseorang yang jarang terlihat belajar namun masih bisa mendapat nilai yang bagus?

Terkait hal ini saya pernah sekali waktu mencoba meniru pola belajar teman saya yang terlihat jarang belajar namun nilainya selalu bagus.

Hasilnya, walau saya sudah meniru gaya dan pola belajarnya namun hasil yang saya dapatkan tak sebagus teman yang saya tiru itu.

Dengan begitu, artinya kita tidak bisa meniru gaya dan pola diet belajar ornag lain secara mentah-mentah tanpa tahu proses apa yang dijalaninya hingga bisa menerapkan diet belajar itu dan mendapat hasil yang maksimal.

Alasan Mengapa Tidak Bisa Sembarangan Meniru Pola Diet Belajar Orang Lain

Lantas, mengapa kita tak bisa meniru dan menerapkan pola diet belajar yang sama dengan orang lain?

Terkait hal ini, ada 3 alasan mendasar, yakni masalah kemampuan, kesukaan, dan kebiasaan atau 3K.

1. Kemampuan

Alasan utama mengapa kita tak bisa meniru begitu saya pola diet belajar orang lain adalah kemampuan.

Kemampuan makan setiap orang berbeda-beda, ada yang sanggup makan dalam porsi besar, ada pula yang hanya sanggup makan dalam porsi kecil.

Kemampuan seseorang menyelesaikan makannya pun berbeda-beda, ada yang bisa makan dengan cepat, ada pula yang hanya bisa makan secara perlahan.

Belajar pun demikian. Kemampuan seseorang dalam belajar pasti berbeda dengan orang lain. Ada orang yang bisa sekaligus belajar banyak materi sekaligus, ada juga orang yang hanya bisa belajar sedikit materi yang penting memahami seluruhnya.

Selain itu daya serap setiap orang dalam belajar juga berbeda-beda. Bagi orang yang memiliki ingatan fotografis, mungkin bisa saja dia berhasil mengingat seluruh pelajaran dalam sekali baca. Namun bagi seseorang yang tak memiliki kemampuan seperti itu, tentu akan sulit jika menerapkan cara yang sama.

Oleh karena itu, belajar menjadi sebuah proses yang tidak bisa dilakukan hanya satu kali saja. Seperti halnya, makan yang tidak bisa dilakukan satu kali saja untuk seumur hidup.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau