Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Qanita Zulkarnain
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal 7 Istilah Psikologi yang Kerap Dikira Sama Padahal Berbeda

Kompas.com - 04/05/2023, 15:03 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Apakah kamu pernah merasa bingung saat mendiskusikan masalah kesehatan mental dengan seseorang?

Atau pernahkah kamu kebingungan sendiri ketika coba menyampaikan perasaan kamu sendiri kepada tenaga ahli di bidang kesehatan mental karena ragu jika kata-katamu tidak bisa mewakili apa yang sebenarnya kamu maksud?

Permasalahan seperti di atas sering dialami banyak orang terutama meraka yang awam dan tak mengerti tentang istilah psikologi. Ketika kita mencoba mendeskripsikan keadaan kita dengan baik, kita pasti akan berusaha menghindari penyalahgunaan istilah psikologi umum karena tidak mengerti maksud dan maknanya.

Apalagi terdapat banyak sekali istilah dalam dunia psikologi. Maka dari itu, memahami perbedaan antara berbagai istilah psikologi tersebut menjadi penting jika kamu ingin bisa mengutarakan permasalahan yang mengganggu kesehatan mentalmu dengan akurat.

Dengan memahami berbagai istilah dalam psikologi, kita bisa memahami pengalaman dan perasaan diri kita sendiri, serta ketika kita coba menjelaskan apa yang dirasakan kepada orang lain terutama para profesional kesehatan mental akan lebih efektif.

Pada kesempatan ini saya akan coba menjelaskan tentang 7 istilah dalam psikologi yang maknanya berbeda namun kerap dianggap sama saja.

Apa Itu Psikologi?

Sebelum lebih jauh membahas mengenai istilah dalam psikologi, akan lebih baik jika kita tahu lebih dulu tentang apa sebenarnya psikologi itu.

Pada dasarnya, psikologi adalah bidang yang kompleks dan terus berkembang yang berupaya memahami pikiran dan perilaku manusia.

Dengan psikologi, kita jadi bisa mempelajari dan mengetahui pikiran, perasaan, dan perilaku setiap manusia.

Tentu dalam menjelaskan pikiran, perasaan, dan perilaku manusia ini, akan menggunakan beberapa istilah tertentu dalam psikologi.

Ada banyak istilah dalam psikologi yang sering digunakan seolah-olah artinya sama, padahal makna dan implikasinya berbeda.

Misalnya, mencampuradukkan perasaan dan emosi lantas menganggap keduanya adalah hal yang sama.

Atau, yang sering kita temui, menggunakan kata depresi dan sedih tanpa mengetahui perbedaan di antara keduanya.

Atau, kenapa ada psikolog dan ada psikiater? Kenapa namanya berbeda kalau kerjaannya itu-itu juga? Apa bedanya?

Beberapa pertanyaan tadi akan menyebabkan kebingunan, kesalahpahaman, dan bahkan pada kasus ekstrem dapat menyebabkan kesalahan diagnosis terkait gangguan dan perawatan kesehatan mental (seharusnya tidak sampai ekstrem karena praktisi yang profesional dan ahli dapat menggali kebutuhan klien dengan tepat).

Maka dari itu, sebelum kita menggunakan istilah dalam psikologi untuk menjelaskan apa yang kita rasakan, ada baiknya pahami dulu 7 istilah psikologi yang kerap kali dianggap memilki makna sama padahal sebenarnya berbeda.

Feelings VS Emotions (Perasaan VS Emosi)

Perasaan dan emosi kurang lebih membahas hal yang terlihat sama; bahagia, sedih, dan lain-lain. Akan tetapi, emosi lebih intens dari perasaan.

Apa maksudnya?

Perasaan lebih mengacu kepada pengalaman subjektif dari kondisi mental seseorang. Umumnya perasaan sering digambarkan dengan kata-kata seperti, bahagia, sedih, marah, atau cemas.

Selain itu, perasaan dapat muncul dari berbagai sumber, termasuk peristiwa eksternal dan pemikiran atau keyakinan internal. Mereka biasanya lebih sementara dan dapat berfluktuasi sepanjang hari.

Sementara emosi merupakan keadaan psikologis kompleks yang melibatkan kombinasi gairah fisiologis, perasaan subjektif, dan ekspresi perilaku.

Tidak seperti perasaan, emosi memiliki pemicu yang lebih spesifik dan dapat diidentifikasi, seperti peristiwa atau situasi yang signifikan. Emosi juga lebih intens dan bertahan lebih lama daripada perasaan.

Dalam psikologi, terdapat teori-teori mengenai emosi dasar manusia, yang mana jika pembaca sekalian ingin memahaminya, salah satunya adalah dengan mengkaji film Inside Out (2015), yang pembuatan filmnya diasistensi oleh pakar emosi, Dr. Paul Ekman.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perasaan bersifat temporer dan bisa bersumber dari banyak hal, sementara emosi adalah perasaan yang sudah naik kelas; ia bersifat lebih kuat dan intens, selain itu sumber dari emosi adalah kejadian yang cukup signifikan dalam hidup.

Perasaan mudah berubah-ubah, sedangkan emosi lebih sulit hilang dan pergi. Umumnya, emosi akan terlihat dalam perilaku sedangkan perasaan tidak.

Hari yang cerah membuat semua orang merasa bahagia, tapi hari yang cerah belum tentu membuat semua orang mengalami emosi bahagia, tergantung seberapa signifikan 'hari yang cerah' dalam hidup orang yang mengalaminya.

Depression VS Sadness (Depresi VS Sedih)

Di zaman dengan masyarakat yang memiliki kesadaran akan kesehatan mental lebih baik, kita sering mendengar hingga mengenal istilah seperti depresi.

Meskipun demikian, depresi seringkali dianggap sama dengan sedih, atau sebaliknya. Padahal hal tersebut bisa berpotensi mengglorifikasi sedih dan meremehkan depresi. Perlu dicatat, depresi dan sedih adalah dua hal yang berbeda.

Sedih merupakan respons emosional yang normal dan niscaya terjadi pada situasi sulit atau menantang yang dialami oleh seseorang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Mengapa 'BI Checking' Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Mengapa "BI Checking" Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com