Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pemberian Diazepam untuk Anak, Bolehkah?"
Demam kejang yang dialami anak sering kali membuat para orangtua khawatir dan cemas.
Karena kekhawatiran tersebut, beberapa orangtua sering kali langsung memberikan anak obat penurun demam.
Tak jarang, pemberian obat penurun demam hanya berdasarkan perkiraan tanpa adanya resep dari dokter.
Selain Paracetamol dan Ibuprofen, Diazepam juga menjadi salah satu obat yang sering digunakan orangtua untuk mengatasi demam kejang pada anak.
Lantas, apa itu Diazepam dan apa saja efek samping pemberian Diazepam pada anak yang mengalami demam kejang?
Diazepam adalah salah satu obat yang termasuk golongan Benzodiazepine, sama seperti Alprazolam, Bromazepam, Lorazepam dan lainnya.
Obat ini bekerja pada sistem saraf pusat dan digunakan sebagai pengobatan jangka pendek untuk mengatasi pasien dengan ansietas (gangguan kecemasan) berat dan insomnia.
Efek samping Diazepam antara lain mengantuk, depresi pernafasan, kepala terasa ringan, kelemahan otot dan lainnya. Terkadang juga terjadi hipotensi, vertigo, gangguan saluran cerna, gangguan penglihatan dan lainnya.
Cara kerja Diazepam yang memengaruhi SSP dan memberi efek menenangkan inilah yang menyebabkan Diazepam berpotensi tinggi untuk disalahgunakan (drug abuse) oleh orang yang tidak bertanggung jawab..
Pemakaian jangka panjang dengan aturan dan dosis yang salah tentunya akan menimbulkan adiksi (ketagihan) bagi penggunanya.
Jadi, memang mayoritas obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat berpotensi disalahgunakan sebagai narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya) jika digunakan sebagaimana mestinya.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih yang disebabkan proses di luar otak (ekstra kranial).
Kejang demam bisa terjadi karena adanya hantaran impuls (rangsangan) yang berlebihan dalam sel saraf.
Dalam pengobatan kejang demam, Diazepam bekerja dengan menekan sistem saraf pusat dengan meningkatkan aktivitas GABA (senyawa yang membawa sinyal di antara sel saraf) yang fungsinya menghambat penghantaran impuls di serabut saraf.
Lalu apakah pemberian Diazepam pada anak sama saja membahayakan anak?
Nyatanya, hingga saat ini Diazepam masih menjadi pilihan utama untuk mengatasi kejang demam akut pada anak.
Pemberian Diazepam oleh dokter pada anak yang mengalami kejang demam juga harus dimulai dengan dosis terkecil (tergantung berat badan).
Biasanya diberikan melalui suntikan intravena atau rektal (melalui dubur dengan sediaan suppositoria) supaya memperoleh efek yang cepat. Ada atau tidaknya riwayat kejang dan faktor genetik juga perlu diperhatikan.
Referensi: PIONAS | MEDSCAPE | Tata Laksana Kejang Demam pada Anak (Melda Deliana, 2002)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.