Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irmina Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Irmina Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Apoteker. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal Kandungan Zat Alergen dalam Produk Kosmetik

Kompas.com - 09/10/2022, 19:44 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Yuk, Kenali Zat Alergen dalam Produk Kosmetikmu"

Produk kosmetik bagi kaum hawa boleh dibilang sudah menjadi kebutuhan pokok, apapun bentuk dan jenisnya.

Paling tidak jenis produk kosmetik dasar seperti bedak atau lipstik pasti mereka miliki.

Produk kosmetik nyatanya sudah digunakan setidaknya sejak ribuan tahun yang lalu, yakni pada peradaban Mesir kuno.

Menurut kepercayaan orang Mesir Kuno, riasan berfungsi sebagai penanda kekayaan dan diyakini dapat menarik perhatian para dewa.

Produk kosmetik tak hanya semakin populer, tetapi juga semakin berkembang. Hal ini terlihat dari semakin beragamnya bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk kosmetik.

Tak hanya itu, teknologi pembuatan dan kemasannya pun sangat inovatif, beragam, dan meranik.

Maka tak heran jika produk kosmetik selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi wanita. Bahkan saat ini juga sudah ada produk kosmetik yang cocok digunakan untuk pria.

Karena saking banyaknya pilihan, tak jarang para wanita sering gonta-ganti produk kosmetik.

Pertanyaannya sekarang, sudahkan kita sadar bahwa pada produk kosmetik tertentu terdapat kandungan zat yang sifatnya alergen (berpotensi menyebabkan alergi)?

Fungsi dan Bahan Baku Penting Kosmetik

Sebelum membahas zat alergen pada produk kosmetik, baiknya kita pahami dulu pengertian kosmetik dan jenis bahan dasar kosmetik.

Menurut Peraturan BPOM nomor 12 tahun 2020 tentang Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika, kosmetika didefinisikan sebagai bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar, atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

Berdasarkan definisi tersebut, maka ada dua poin penting yang perlu kita ingat mengenai kosmetik. Pertama, produk kosmetik tidak boleh mengklaim seolah-olah mengobati atau mencegah penyakit.

Kedua, produk yang digunakan secara oral, injeksi, atau bersentuhan dengan bagian lain dari tubuh manusia seperti membran mukosa hidung atau organ genital bagian dalam, bukanlah produk kosmetika.

Dalam pembuatan produk kosmetik, bahan baku yang digunakan begitu banyak dan bervariasi. Namun, ada beberapa bahan baku penting yang digunakan untuk membuat produk kosmetik, antara lain sebagai berikut.

1. Bahan Dasar

Umumnya memiliki jumlah/volume paling besar dibandingkan bahan lainnya. Contoh, a) Air atau campurannya; b) Vaselin atau campurannya; c) Talkum atau campurannya; d) Alkohol atau campurannya.

2. Bahan Aktif

Merupakan bahan yang memiliki daya kerja yang diunggulkan, misal bahan aktif dalam produk pembersih muka.

3. Stabilizer

Merupakan bahan yang digunakan untuk menjaga agar produk kosmetik tetap stabil baik dalam hal bentuk fisik, warna, dan bau. Beberapa contoh di antaranya sebagai berikut.

  • Emulgator yang digunakan agar bahan-bahan tercampur merata (Lanolin, Gliserin, Alkohol, Wax/Malam, Gliceryl).
  • Preservative/Pengawet yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan perubahan warna dan bau, terutama produk yang mengandung banyak minyak. Contohnya Methyl Paraben (Nipagin), Propyl Paraben (Nipasol), Asam Benzoat, Formaldehid, dan Nipabutil.
  • Antioksidan
    Produk kosmetik juga rentan teroksidasi sehingga menyebabkan perubahan warna dan bentuk. Zat antioksidan diperlukan untuk mencegah hal tersebut, dengan syarat tidak berbau dan berwarna, tidak toksik, dan tidak mudah berubah untuk waktu yang lama.

4. Coloring (Pewarna)

Bahan pewarna yang digunakan umumnya ada dua jenis, yaitu pewarna yang larut (dalam air, alkohol, minyak) dan pewarna yang tidak larut. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua bahan pewarna bisa digunakan dalam produk kosmetik.

5. Fragrance (Pewangi)

Bahan pewangi yang digunakan pada kosmetik bisa berasal dari bahan alami (misal bunga, daun, kulit batang), atau bahan sintetis yang terdiri dari campuran beberapa bahan.

Oleh sebab itu terkadang pada label produk kosmetik, komposisi pewangi tidak dicantumkan secara spesifik melainkan hanya tertulis 'fragrance'.

Jenis Zat Alergen pada Kosmetik dan Efek Sampingnya

Alergi merupakan perubahan reaksi tubuh terhadap kuman penyakit atau reaksi hipersensitivitas terhadap zat tertentu yang dalam kadar tertentu tidak membahayakan untuk sebagian besar orang.

Artinya, zat alergen bukan semata-mata penyebab dari timbulnya alergi. Zat alergen justru berfungsi sebagai pemicu alergi pada keadaan fisiologisseseorang yang hipersensitif dengan zat tersebut.

Berikut ialah beberapa contoh bahan alergen yang mungkin terdapat dalam produk kosmetik.

  • Natural rubber/latex (karet alam), biasanya terdapat pada produk body painting, lem hair extension, dan lainnya.
  • Preservatives, contohnya Methylsothiazolinone, golongan formaldehida, dan lainnya.
  • Pewangi, contohnya Citronellol, Benzyl Alkohol, Coumarin, Eugenol, Geraniol, Cinnamyl Alcohol, Linalool.
  • Pewarna sintetis, contohnya pewarna yang digunakan dalam produk pewarna rambut dan tato henna hitam seperti p-Phenylenediamine (PPD) dan Coal-Tar.
  • Logam, contohnya nikel dan emas.

Penggunaan produk kosmetik yang tidak sesuai dengan kulit atau yang tidak jelas asal-usulnya (sehingga berpotensi mengandung bahan yang dilarang), dapat berisiko menimbulkan efek samping pada orang yang memiliki reaksi hipersensitivitas pada tubuhnya.

Efek samping yang dapat timbul bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.

  • Dermatitis pada kulit yang ditandai ruam kemerahan/gatal/perih/bengkak, jerawat, dan sensitif terhadap cahaya (fotosensitivitas).
  • Perubahan warna pada rambut dan kuku
  • Rasa tersengat (stinging) atau rasa terbakar (burning) pada mata hingga infeksi ringan sampai berat.
  • Keluhan pada saluran nafas, misal akibat penggunaan kosmetik aerosol seperti hair spray.
  • Efek toksik jangka panjang lainnya.

Efek samping yang terjadi ini sifatnya bisa ringan, sedang, hingga berat. Reaksi ringan umumnya akan hilang setelah berhenti menggunakan produk kosmetik tertentu.

Sementara reaksi alergi sedang hingga berat umumnya akan memerlukan penanganan segera dari dokter.

Cara Mencegah Alergi Pemakaian Kosmetik

Agar kita bisa mencegah timbulnya alergi akibat penggunaan produk kosmetik, perhatikan beberapa hal yang bisa kita lakukan.

  • Ketahui alergi yang kita miliki

Sebagai pengguna kosmetik, mengetahui alergi apa yang kita miliki dan zat alergen yang dapat memicu alergi tersebut merupakan hal yang penting.

Untuk bisa mengetahui jenis alergi dan zat alergen yang dapat memicu alergi di tubuh, kamu bisa melakukan uji kulit seperti Usage Test (Uji Eliminasi dan Uji Pakai) atau Patch Test (Uji Tempel).

  • Baca Label dengan Saksama

Salah satu ketentuan labeling produk kosmetik di Indonesia adalah wajib mencantumkan seluruh komposisi bahan yang terkandung di dalamnya.

Oleh sebab itu, biasakan untuk selalu membaca label kemasan, terutama jika memiliki riwayat alergi untuk memastikan bahwa produk tersebut tidak mengandung zat alergen yang menjadi pemicu reaksi alergi.

Selain itu, pada beberapa jenis produk kosmetik juga dicantumkan petunjuk cara pemakaian dengan mengoleskan sedikit produk pada kulit, lalu didiamkan selama beberapa waktu.

Jika tidak ada reaksi alergi, maka aplikasi produk bisa dilakukan secara lebih luas.

  • Pastikan memperoleh kosmetik yang aman dan terjamin

Agar tak menjadi korban produk kosmetik palsu yang dapat menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan, pastikal membeli produk kosmetik dari penjual resemi yang sudah memiliki nomor notifikasi dari BPOM.

Selain itu sebelum menggunakan kosmetik baru, pastikan bahwa kemasannya masih tersegel rapi dan bentuk/tekstur/warnanya tidak mencurigakan.

Sekarang coba cek produk-produk kosmetikmu, kira-kira apa saja zat alergen yang terkandung di dalamnya?

Ingat adanya kandungan zat alergen dalam kosmetik, belum tentu berarti produk tersebut tidak baik.

Yang perlu diperhatikan adalah apakah tubuh kita memiliki reaksi hipersensitif terhadap zat-zat tersebut, supaya kita bisa menghindari penggunaannya.

Referensi:

BPOM | US FDA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com