Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pentingnya Membekali Self Help Skill bagi Anak Berkebutuhan Khusus"
Kemandirian anak merupakan tujuan tiap orangtua pada anak-anaknya agar dapat survive dalam hidup. Namun, apakah mengajarkan kemandirian hanya perlu diterapkan pada anak normal?
Memiliki dan mendidik anak berkebutuhan khusus tentu membuat orangtua harus siap mental.
Perasaan khawatir kerap kali dirasakan orangtua saat mengasuh anak berkebutuhan khusus, terutama saat mereka diharuskan hidup mandiri.
Oleh karenanya, kemandirian perlu diajarkan kepada semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus.
Hal tersebut perlu dilatih agar mereka dapat menjadi anak-anak yang bisa bertanggung jawab atas dirinya.
Kemandirian, indikator utama anak berkebutuhan khusus tumbuh optimal
Terkadang, baik orangtua atau pendidik selalu berpikir bahwa aspek akademis masih menjadi titik pusat dalam mendidik dan membekali anak-anak berkebutuhan khusus.
Padahal keterampilan hidup justru sangat dibutuhkan untuk mereka dalam bertahan hidup.
Oleh karenanya, mengajarkan kemandirian melalui aktivitas keterampilan hidup sehari-hari atau keterampilan bantu diri menjadi satu pokok bahasan penting dalam setiap evaluasi program anak-anak berkebutuhan khusus.
Pengalaman Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus agar Dapat Survive dalam Hidup di Tengah Masyarakat
Selama mendampingi anak berkebutuhan khusus, saya pernah mengajarkan keterampilan bantu diri pada anak berkebutuhan khusus dengan cara yang sederhana, seperti bagaimana cara mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk dalam sebuah ruangan, cara mengambil makanan dengan etika kesopanan yang berlaku dalam masyarakat.
Bahkan saya pernah mengajarkan terkait bagaimana cara supaya mereka belajar mengucapkan terima kasih saat mereka mendapatkan pertolongan dari orang lain, serta kata maaf ketika mereka melakukan kesalahan pada orang lain.
Mungkin terlihat sepele dan tidak penting, tapi ternyata keterampilan tersebut justru menjadi bagian dari kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini. Mengapa?
Karena mereka tidak hanya akan hidup bersama keluarga yang senantiasa memahami keberadaan mereka. Namun, kelak mereka harus survive di tengah masyarakat yang belum bisa memahami mereka secara utuh.