Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Raja Lubis
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Raja Lubis adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Fakta Suzzanna, Ratu Film Horor yang Pernah Main Film Musikal

Kompas.com - 16/11/2022, 17:24 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Fakta Unik Suzzanna, Ratu Horor yang Pernah Bermain di Film Musikal"

Jika kita membuka daftar film horor Indonesia, pasti akan muncul satu nama yang selalu mengisi banyak film horor Indonesia. Ia adalah Suzzanna.

Meski ia sudah lama pergi meninggalkan kita semua, namun namanya tetap dikenal sebagai Ratu Film Horor Indonesia.

Maka tak heran jika beberapa rumah produksi ingin membuat ulang film horor tentang Suzzanna. Salah satunya adalah Soraya Intercine Films.

Pada tahun 2018 mereka membuat film horor yang berjudul Suzzanna, Bernapas dalam Kubur. Film tersebut sukses menarik 3 juta orang lebih untuk menonton langsung di bioskop.

Terlebih kabarnya Soraya juga berencana akan melanjutkan proyek film-film Suzzanna ke depannya.

Namun siapa sangka, ternyata ada satu fakta unik Suzzanna. Sebelum dijuluki sebagai Ratu Film Horor Indonesia, Suzzanna pernah mengawali karier lewat film musikal dan drama.

Apa saja film bergenre non-horor yang pernah dibintanginya? Lantas, bagaimana dia bisa dijuluki sebagai Ratu Film Horor Indonesia?

Mengawali Karier lewat Film Musikal

Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, Suzzanna kecil sudah menjadi aktor dalam sebuah film. Film tersebut adalah Asrama Dara (1958), sebuah film drama musikal karya sutradara Usmar Ismail.

Asrama Dara merupakan film pertama Suzzanna. Di film tersebut, ia berperan sebagai gadis remaja yang dititipkan ke asrama, karena kedua orangtuanya terlalu sibuk berkecimpung di dunia politik.

Suzzanna tampil di sampul majalah Vista.Majalah Vista Suzzanna tampil di sampul majalah Vista.
Di film yang juga dibintangi aktor senior Aminah Cendrakasih, Suzzanna berhasil mendapat penghargaan. Suzzanna kecil dinobatkan sebagai The Best Child Actress pada ajang Asian Film Festival di Tokyo pada tahun 1960.

Dengan penghargaan yang didapatnya tersebut, Suzzanna kemudian mulai banyak bermain di film dengan genre drama. Beberapa film dengan genre drama yang pernah dibintanginya adlaah Mira (1961), Antara Timur dan Barat (1963), dan Segenggam Tanah Perbatasan (1965).

Namun ternyata bermain di film drama tak membuat kariernya di dunia hiburan meningkat pesat. Namanya baru banyak dikenal ketika beralih peran sebagai aktor film horor.

Film horor pertama yang dibintagi Suzzanna berjudul Bernapas dalam Lumpur (1970). Lalu disusul setahun setelahnya di film Beranak Dalam Kubur (1971).

Kedua film horor tersebut berhasil mempopulerkan nama Suzzanna di jagat film horor Indonesia. Bahkan banyak pengamat waktu itu sepakat bahwa kedua film tersebut adalah karya masterpiece yang dibintangi Suzzanna.

Lahirnya Ratu Film Horor Indonesia

Film horor era kiwari umumnya menampilkan hantu sebagai sosok yang bertugas untuk menakuti manusia sebagai tokoh utama dalam film. Maka kemudian akan selalu terjadi “pertarungan” antara hantu dengan manusia.

Akan tetapi konsep tersebut tak ditemui di film-film horor yang dibintangi Suzzanna. Tak hanya berperan sebagai hantu, ia juga memerankan tokoh manusia yang sama-sama menjadi tokoh utama di sebuah film horor.

Film Sundelbolong (1981)IMDb Film Sundelbolong (1981)
Hal ini terlihat ketika ia bermain dalam film Sundel Bolong (1981). Di sana ia berperan sebagai Alisa, seorang gadis cantik yang terpaksa bunuh diri akibat diperkosa oleh seseorang.

Arwah Alisa yang penasaran kemudian bergentayangan dalam wujud hantu sundel bolong dan bermaksud membalaskan dendamnya kepada sosok yang memerkosanya.

Selain menjadi sundel bolong, ia juga bisa mewujud sebagai manusia bernama Shinta untuk memudahkannya mendekati sosok yang ingin dibunuhnya.

Ketiga karakter tersebut (Alisa, Shinta, sundel bolong) diperankan oleh Suzzanna seorang diri dengan sangat apik.

Di filmnya yang lain seperti Nyi Blorong (1982), Suzzanna berperan sebagai sosok Nyi Blorong yang merupakan anak dari Nyi Roro Kidul. Nyi Blorong sendiri diketahui sebagai sosok mitologi penguasa laut Selatan Jawa yang digambarkan bertubuh setengah manusia setengah ular.

Tentunya untuk memerankan karakter Nyi Blorong bukan lah hal yang mudah. Akan tetapi, Suzzanna memang dikenal sebagai aktor yang selalu totalitas dalam setiap peran yang dilakoninya.

Bahkan kabarnya, properti yang dikenakan Suzzanna di kepala ketika memerankan Nyi Blorong adalah ular asli. Maka tak heran jika banyak penonton yang berhasil dibuat ngeri hanya dengan melihat ekspresi muka Suzzanna dengan ular di kepalanya.

Sosok Suzzanna yang lekat dengan karakter Nyi Blorong tersebut berlanjut dalam film-film lainnya, seperti Perkawinan Nyi Blorong (1983), Bangunnya Nyi Roro Kidul (1985), dan Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986).

Berangkat dari banyaknya peran yang menantang di film horor itulah Suzzanna akhirnya dijuluki sebagai sang Ratu Horor Indonesia. Buat saya, hingga saat ini belum ada aktor Indonesia yang pantas untuk menggantikan Suzzanna sebagai ratu horor.

Jika dilihat dari jumlah film horor yang pernah dimainkan, mungkin nama-nama seperti Dewi Perssik, Prilly Latuconsina, Luna Maya atau Shandy Aulia lebih banyak dijumpai.

Akan tetapi, jika tolok ukurnya adalah kesan seram dan aura kuat yang dipancarkan melalui satu karakter dalam film, tentunya nama-nama tadi belumlah sejajar dengan Suzzanna.

Pernah Dua Kali Masuk Nominasi FFI

Berbagai peran yang dilakoni Suzzanna dengan totalitas berhasil mengantarkan namanya ke puncak popularitasnya di dunia film.

Nama Suzzanna juga pernah mengisi daftar nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik pada ajang penghargaan film tertinggi tanah air, Festival Film Indonesia (FFI) sebanyak dua kali.

Kali pertama nama Suzzanna masuk sebagai nominasi dalam ajang FFI adalah pada tahun 1979 lewat film Pulau Cinta.

Meskipun pada akhirnya yang berhasil menerima penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 1979 adalah Christine Hakim berkat perannya di film Pengemis dan Tukang Becak, namun bisa bersaing dengan aktor sekelas Christine Hakim, Yenny Rachman, dan Tutie Kirana rasanya sudah merupakan prestasi tersendiri bagi Suzzanna.

Beberapa tahun setelahnya, nama Suzzanna kembali masuk nominasi yang sama pada ajang FFI 1982 berkat aktingnya dalam film Ratu Ilmu Hitam.

Akan tetapi sangat disayangkan pada tahun tersebut Yenny Rachman lah yang dinobatkan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik berkat aktingnya dalam film Gadis Marathon.

Dikelilingi Aktor Tampan

Sepanjang karier Suzzanna di dunia film, ia kerap kali dipasangkan dengan berbagai aktor pria tampan yang tentunya juga memiliki kualitas akting mumpuni.

Sebut saja seperti aktor tampan Dicky Suprapto yang merupakan suami pertama Suzzanna. Beberapa film yang dibintangi Suzzanna dengan Dicky Suprapto adalah Napsu Gila (1973), Bumi Makin Panas (1973), dan Tante Girang (1974).

Selain Dicky Suprapto, Suzzanna juga kerap kali beradu akting dengan bintang muda Clift Sangra.

Momen pertama Suzzannya beradu peran dengan Clift terjadi di film Sangkuriang (1982). Akting keduanya begitu menawan, bahkan hingga mengantarkan keduanya ke jenjang pernikahan setelah sebelumnya Suzzanna berpisah dengan Dicky Suprapto.

Saat menikah dengan Suzzanna, usia Clift Sangra baru menginjak 18 tahun, sementara Suzzannya waktu itu sudah berusia 41 tahun.

Aktor tampan lainnya yang juga pernah beradu peran dengan Suzzanna adalah Barry Prima. Barry Prima memang dikenal sebagai salah satu aktor laga yang sangat sukses pada masanya.

Beberapa film yang menampilkan Suzzanna dan Barry Prima adalah Sundel Bolong (1981), Nyi Ageng Ratu Pemikat (1983), dan Ratu Sakti Calon Arang (1985).

Film Terakhir Suzzanna

Suzzanna sempat memutuskan untuk tak lagi aktif bermain film sejak tahun 1992. Akan tetapi di tahun 2003 Suzzanna kembali ke dunia akting lewat judul sinetron Selma dan Ular Siluman.

Lalu pada tahun 2008, ia berhasil merampungkan film Hantu Ambulance yang juga merupakan film terakhir yang dibintanginya sebelum ia menghembuskan napas terakhir di tahun yang sama.

Di film terakhirnya tersebut yang disutradarai oleh Koya Pagayo, Suzzanna berkesempatan beradu akting dengan aktor muda Dimas Andrean dan Ratna Galih.

Begitulah kisah perjalanan karier Suzzanna sebagai Ratu Film Horor Indonesia. Kiprahnya di dunia film nasional sudah cukup banyak menginspirasi para seniman lain dan sekaligus memberi warna baru bagi masyarakat penikmat film.

Maka tak berlebihan bila hingga kapan pun, film-film Suzzanna akan tetap jadi kenangan manis bagi para pencintanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com